WahanaNews.co, Jakarta - Kelompok Hamas Palestina melaporkan sebanyak 55 orang tewas akibat gempuran Israel pada Sabtu (21/10) malam.
Serangan ini berlangsung kala Israel bersiap melancarkan invasi darat ke Jalur Gaza.
Baca Juga:
Gantikan Budi Gunawan, Jokowi Tunjuk Herindra Jadi Kepala BIN
"Lebih dari 55 orang (mati) syahid," kata kantor pers pemerintahan Hamas melalui sebuah pernyataan pada Minggu (22/10/23).
Kantor Hamas menuturkan lebih dari 30 rumah juga hancur akibat gempuran Israel ini, yang berlangsung beberapa jam setelah militer Israel menyatakan akan meningkatkan serangan ke Jalur Gaza.
Hamas, yang mengontrol Jalur Gaza, menuturkan lebih dari 4.300 orang tewas akibat serangan Israel ke wilayahnya itu sejak 7 Oktober lalu. Sebagian besar korban tewas merupakan warga sipil.
Baca Juga:
Menhan Prabowo Subianto Terima Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Utama di Mabes Polri
Israel juga telah mengerahkan puluhan ribu tentara ke perbatasan dekat Gaza menyusul Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang telah memberi lampu hijau militer untuk melancarkan invasi darat.
Invasi darat ini dilancarkan demi memburu milisi Hamas. Sejauh ini, sejumlah petinggi Hamas juga telah tewas akibat gempuran Israel sejak 7 Oktober lalu.
"Mulai hari ini, kami meningkatkan serangan dan meminimalkan bahaya," kata juru bicara militer Israel pada Sabtu malam.
"Kami akan meningkatkan serangan dan oleh karena itu saya meminta warga Kota Gaza untuk terus bergerak ke selatan demi keselamatan mereka."
Israel telah berulang kali mendesak 1,1 juta orang di Gaza untuk pindah ke selatan wilayah itu demi menghindari gempuran Israel yang akan berpusat ke utara.
Menteri Ekonomi Israel Nir Barkat mengatakan pemerintahan PM Benjamin Netanyahu telah memberikan persetujuan kepada tentara untuk melancarkan operasi memberangus pasukan Hamas.Barkat mengatakan kini keputusan berada di tangan militer Israel.
"Pemerintah Israel telah mengambil keputusan, memberikan lampu hijau kepada tentara untuk memusnahkan mereka dan kini keputusan itu ada di tangan tentara," kata Barkat pada Kamis (19/10) seperti dikutip CNN.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan pasukan telah berkumpul di perbatasan dekat Gaza.
[Redaktur: Sandy]