WahanaNews.co | Para penyerang bersepeda motor menembak mati sembilan orang, termasuk seorang wanita dan dua anak di Iran.
Penembakan brutal itu terjadi saat aksi-aksi protes dalam dua serangan terpisah di Iran selatan.
Baca Juga:
Balas Israel, Iran Disebut Bakal Tingkatkan Kekuatan Hulu Ledak
Dilansir kantor berita AFP, Kamis (17/11/2022), tiga tersangka ditangkap dan perburuan dilakukan setelah serangan pertama pada hari Rabu (16/11) terhadap pengunjuk rasa dan pasukan keamanan di Izeh, kata seorang pejabat yudisial senior di provinsi Khuzestan.
Dalam serangan terpisah empat jam kemudian di kota terbesar ketiga Iran, Isfahan, dua penyerang bersepeda motor menembakkan senjata otomatis ke anggota pasukan paramiliter Basij.
Insiden itu menewaskan dua orang dan melukai dua orang lainnya, demikian kantor berita Fars melaporkan.
Baca Juga:
Elon Musk Beberkan Alasan Tangguhkan Akun X Pemimpin Tertinggi Iran
Serangan itu terjadi ketika aksi-aksi protes atas kematian Mahsa Amini pada 16 September, meningkat pada ulang tahun ketiga kerusuhan berdarah terkait kenaikan harga bahan bakar.
"Dua orang yang terluka meninggal saat fajar pada hari Kamis, menjadikan jumlah korban tewas menjadi tujuh orang tewas dan delapan luka-luka," lapor kantor berita resmi Iran, IRNA.
Korban tewas termasuk seorang wanita berusia 45 tahun dan dua anak berusia 9 dan 13 tahun, kata seorang pejabat di rumah sakit Jondishapour di Ahvaz.
Di antara delapan orang yang terluka adalah dua personel Basij dan tiga petugas polisi, menurut seorang pejabat keamanan yang diwawancarai IRNA.
"Sebuah kelompok teroris mengambil keuntungan dari berkumpulnya pengunjuk rasa di depan pasar di wilayah itu untuk menembaki orang-orang dan petugas keamanan," kata IRNA.
Mengendarai dua sepeda motor, para penyerang melepaskan tembakan di pasar di Izeh sekitar pukul 17:30, menewaskan lima orang dan melukai 10 lainnya, kata wakil gubernur Khuzestan untuk keamanan, Valiollah Hayati, kepada televisi pemerintah.
Ini adalah serangan kedua yang oleh otoritas Iran disalahkan pada "teroris" sejak protes nasional berkobar atas kematian Amini, setelah penangkapannya karena diduga melanggar aturan berhijab untuk wanita.
Menyusul penembakan di Isfahan, Presiden Iran Ebrahim Raisi memerintahkan pihak berwenang "untuk segera bertindak untuk mengidentifikasi para pelaku serangan dan menyerahkan mereka ke sistem peradilan untuk dihukum", demikian dilaporkan media Fars. [rgo]