WahanaNews.co | Pemimpin Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov, mengklaim pasukan Chechnya telah dikerahkan ke Ukraina dengan misi untuk mendesak warga dan tentara Ukraina untuk menggulingkan pemerintah.
Desakan ini merupakan salah satu bentuk taktik Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk meminimalisir banyaknya pertumpahan darah dan kerusakan infrastruktur.
Baca Juga:
Ngeri! Infrastruktur Ukraina yang Rusak Akibat Perang Capai 2 Kuadriliun
Dilansir dari Reuters, Sabtu (26/2/2022), Kadyrov dalam video yang diposting di media sosial mengklaim bahwa unit-unit Chechnya sejauh ini tidak mengalami kekalahan.
Dia menambahkan pasukan Rusia dengan mudah merebut kota-kota besar Ukraina termasuk Ibu Kota Kiev.
Kadyrov menyebut tugas pasukan mereka adalah menghindari hilangnya nyawa.
Baca Juga:
Penasihat Zelensky Mundur Gara-gara Urusan Rudal Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat waktu setempat juga mendesak Ukraina untuk bangkit melawan pemerintah mereka sendiri.
Putin mengatakan bahwa pemerintahan Ukrainya terdiri dari 'neo-Nazi'.
Otoritas Ukraina sebelumnya mengumumkan sedikitnya 198 orang tewas dalam invasi militer Rusia terhadap negara tersebut yang dimulai Kamis (24/2) waktu setempat.
Lebih dari 1.000 orang lainnya mengalami luka-luka.
Informasi tersebut disampaikan oleh Menteri Kesehatan Ukraina Viktor Lyashko dalam pernyataannya seperti dikutip kantor berita Ukraina, Interfax, pada Sabtu (26/2) waktu setempat.
Diumumkan Lyashko bahwa sedikitnya 198 orang tewas sejak Rusia melancarkan serangan militer terhadap Ukraina. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.