WahanaNews.co | Pemimpin Gereja Katolik Dunia Paus Fransiskus mengutuk keras dan menolak otorisasi pembakaran Al-Qur'an.
"Setiap kitab yang dianggap suci harus dihormati untuk menghormati mereka yang mempercayainya," tegas Paus dalam sebuah wawancara dengan surat kabar UEA al-Ittihad, mengutip Arab News dan Reuters 3 Juli.
Baca Juga:
AM Putut Prabantoro: Pemda di Asia Pasifik Perlu Promosikan Perdamaian Demi Peradaban Dunia
"Saya merasa marah dan jijik atas tindakan ini," tegasnya dalam sebuah wawancara, Senin (3/7/2023).
Pernyataan tersebut dianggap sebagai pernyataan pertama dari Pemimpin Gereja Katolik dunia, tentang insiden pembakaran salinan Al-Qur'an di Swedia.
"Membiarkan hal ini tidak dapat diterima dan dikutuk," katanya, seraya menekankan "Kebebasan berekspresi tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk menyinggung perasaan orang lain".
Baca Juga:
Jelang Hari Listrik Nasional Ke-79, PLN UP3 Jambi Turut Nyalakan Serentak Light Up The Dream Masyarakat Tidak Mampu Di Provinsi Jambi
"Misi kami adalah mengubah rasa keagamaan menjadi kerja sama, persaudaraan, dan tindakan kebaikan yang nyata," ungkap Paus Fransiskus.
Seorang warga Irak yang tinggal di Swedia, Salwan Momika (37) merobek dan membakar Al-Qur'an di ibu kota Swedia, Stockholm pekan lalu, mengakibatkan kecaman keras dari beberapa negara, termasuk Turki yang persetujuannya tengah dibutuhkan Swedia untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Meskipun polisi Swedia telah menolak beberapa permohonan demonstrasi anti Al-Qur'an baru-baru ini, pengadilan telah membatalkan keputusan-keputusan tersebut, dengan mengatakan hal itu melanggar kebebasan berekspresi.