Sedangkan Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengatakan protes itu "sah tetapi tidak pantas", menyebut terserah kepada polisi untuk mengizinkannya atau tidak, seperti mengutip The Independent.
Momika sendiri menyebut tindakannya sebagai langkah untuk menyoroti pentingnya kebebasan berekspresi dalam demokrasi.
Baca Juga:
AM Putut Prabantoro: Pemda di Asia Pasifik Perlu Promosikan Perdamaian Demi Peradaban Dunia
"Ini dalam bahaya jika mereka memberi tahu kami, bahwa kami tidak bisa melakukan ini," ujarnya.
Hampir 200 menyaksikan pembakaran dalam protes itu. Beberapa orang yang hadir di lokasi meneriakkan "Allah Maha Besar" dalam bahasa Arab untuk memprotes pembakaran tersebut. Seorang pria ditahan oleh polisi setelah dia berusaha melempar batu.
Terpisah, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang berbasis di Arab Saudi menggelar pertemuan luar biasa untuk menanggapi peristiwa tersebut.
Baca Juga:
Jelang Hari Listrik Nasional Ke-79, PLN UP3 Jambi Turut Nyalakan Serentak Light Up The Dream Masyarakat Tidak Mampu Di Provinsi Jambi
Organisasi tersebut mendesak negara-negara anggota untuk "mengambil langkah-langkah terpadu dan kolektif, untuk mencegah terulangnya insiden penodaan salinan" Al-Qur'an.
[Redaktur: Zahara Sitio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.