WahanaNews.co | Serangan menggunakan busur dan anak panah oleh seorang pria yang menewaskan lima orang di Kongsberg, Norwegia dinyatakan sebagai aksi terorisme. Hal ini dipaparkan kepolisian Norwegia, Kamis (14/10/2021).
Polisi mengidentifikasi penyerang sebagai Espen Andersen Braathen, warga negara Denmark berusia 37 tahun, yang ditangkap sekitar 30 menit setelah membantai warga dengan busur dan panah.
Baca Juga:
Akui Palestina Merdeka, Bendera Spanyol, Norwegia, dan Irlandia Berkibar di Tepi Barat
Mereka mengatakan dia menggunakan busur dan anak panah dan mungkin senjata lain untuk membunuh secara acak, dengan menargetkan orang-orang di supermarket dan lokasi lain di Kongsberg.
Saksi mata mengatakan, lingkungan mereka biasanya selalu tenang. Kongsberg merupakan kota kecil dengan penduduk hanya sekitar 26.000 jiwa. Kota ini sangat indah dengan dihiasi rumah kayu dan barisan pohon birch.
Namun kedamaian di kota ini seketika berubah. Kongsberg kini dipenuhi tangisan dan kekacauan yang mengerikan.
Baca Juga:
PM Norwegia Siap Akui Kemerdekaan Palestina Bersama Spanyol Jika Diperlukan
"Jeritan itu begitu kuat dan mengerikan, tidak ada keraguan bahwa sesuatu yang sangat serius sedang terjadi. Saya hanya bisa menggambarkannya sebagai 'jeritan kematian'," kata Kurt Einar Voldseth, warga kota Kongsberg seperti dikutip dari The Associated Press.
Voldseth mengatakan, dia juga melihat seorang wanita ditikam oleh seorang pria dengan semacam senjata. Voldseth mengaku mengenali pelaku penyerangan. Menurutnya, pria itu tinggal di dekat rumahnya dan biasanya berjalan dengan kepala tertunduk dan memakai headphone.
"Saya hanya berbicara dengannya beberapa kali, tetapi saya mendapat kesan bahwa dia mungkin orang yang bermasalah," katanya.
Polisi menyatakan, empat wanita dan seorang pria berusia antara 50 dan 70 tahun merupakan korban tewas. Sedangkan tiga orang lainnya terluka.
Andersen Braathen telah ditahan dan Polisi yakin, dia melakukan aksinya seorang diri.
“Seluruh tindakan itu tampaknya merupakan tindakan teror. Kami tidak tahu apa motif pelaku,” kata Hans Sverre Sjoevold, Kepala Dinas Ontelijen Domestik Norwegia.
Kepala Polisi Daerah Ole B. Saeverud menggambarkan pria itu sebagai seorang mualaf dan mengatakan bahwa ada kekhawatiran bahwa pria itu telah diradikalisasi.
Media Norwegia melaporkan, tersangka pernah terlibat pencurian dan kepemilikan narkoba dua tahun lalu.
Kemudian pada tahun lalu, pengadilan pernah memberikan perintah penahanan baginya untuk tinggal jauh dari orang tuanya selama enam bulan, setelah dia melakukan ancaman akan membunuh orang tuanya.
Jaksa regional Ann Iren Svane Mathiassen, mengatakan kepada The Associated Press, setelah ditangkap, dia bisa menggambarkan dengan jelas apa yang telah dia lakukan. Dia mengakui telah membunuh lima orang.
Dia mengatakan busur dan anak panah hanyalah bagian dari gudang senjatanya.
Pembunuhan massal sangat jarang terjadi di Norwegia. Negara ini pun dikenal memiliki tingkat kejahatan yang rendah.
Namun serangan ini mengingatkan dunia akan pembantaian terburuk yang pernah terjadi di negara tersebut satu dekade lalu.
Sepuluh tahun lalu, seorang ekstremis domestik sayap kanan membunuh 77 orang dengan bom, senapan, dan pistol. Peringatan akan tragedi ini baru diadakan pada bulan Juli lalu. [qnt]