WahanaNews | Kepolisian
nasional Haiti mengklaim bahwa dua orang Amerika dan 26 warga Kolombia
bertanggung jawab atas pembunuhan Presiden Haiti, Jovenel Moise. Sementara
Taiwan mengkonfirmasi telah menangkap 11 orang yang diduga "tentara bayaran" di
kompleks Diplomatiknya di Haiti.
Kepala
Kepolisian Leon Charles, mengatakan kepada wartawan, Kamis, (8/7/2021)
setidaknya 28 orang telah melakukan rencana pembunuhan awal pekan ini.
Baca Juga:
Pembunuhan Presiden Haiti Ternyata Bermotif Politik
Charles
juga menyebutkan bahwa beberapa tersangka sudah ditahan, sementara yang lain
tewas saat baku tembak dengan pihak berwenang.
"Kami
telah menangkap 15 orang Kolombia dan dua orang Amerika keturunan Haiti. Tiga
warga Kolombia tewas, sementara delapan lainnya masih buron, dan polisi juga
menemukan senjata dan bahan yang digunakan oleh para para penyerang."
Adapun
barang bukti yang telah disita berupa, parang, senjata, palu, telepon genggam,
paspor dan alat-alat lain dipajang dan diperlihatkan kepada media.
Baca Juga:
Diduga, Pembunuhan Presiden Haiti Libatkan 17 Eks Tentara Kolombia
Menteri
Pertahanan Kolombia, Diego Molana, pada hari Kamis (8/7/2021) mengatakan,
dengan temuan awal ini menunjukkan bahwa beberapa mantan anggota angkatan
bersenjata Kolombia turut ambil bagian dalam operasi pembunuhan itu. Diego bersumpah akan mendukung penuh pihak
yang berwenang Haiti dalam penyelidikan.
Kamis
malam, kompleks Diplomatik Taiwan di Haiti mengatakan bahwa 11 "tentara
bayaran" telah ditangkap di lokasi fasilitas tersebut, tetapi tidak menjelaskan
secara rinci selain menyatakan bahwa operasi kepolisian "berjalan dengan
lancar".
Sementara,
pihak Departemen Luar Negeri AS mengatakan, pihaknya tidak dapat mengkonfirmasi
apakah warga Amerika telah ditangkap, tetapi mengatakan bahwa pihaknya telah
melakukan komunikasi dengan pejabat Haiti untuk menentukan langkah selanjutnya.
Seperti dikutip WahanaNews dari Reuters.