WahanaNews.co | Pemerintah China mendesak Amerika Serikat agar mematuhi prinsip Satu China dan tiga komunike bersama China-AS, ujar jubir Kemenlu China, Mao Ning, dalam konferensi pers harian sebagai respons atas sejumlah laporan media bahwa pemerintah AS mulai merealisasikan rencananya untuk mengirimkan bantuan senjata ke Taiwan melalui presidential drawdown authority.
Pengiriman gelombang pertama rudal anti-pesawat Stinger sudah tiba di Taiwan pada 24 Mei 2023.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Pemberian senjata oleh AS untuk Taiwan secara serius melanggar tiga Komunike Bersama China-AS, khususnya Komunike 17 Agustus, mencampuri urusan dalam negeri China, merusak kedaulatan dan kepentingan keamanan China, serta mengganggu perdamaian dan stabilitas lintas-Selat, tutur Mao.
"Ini sangat salah dan berbahaya. China sangat menyesalkan dan dengan tegas menolak hal ini, serta mengambil langkah politik serius terhadap pihak AS," ujar Mao.
Mulai dari menyerukan "penghancuran Manufaktur Semikonduktor Taiwan (Taiwan Semiconductor Manufacturing/TSMC)" yang dilontarkan politisi AS hingga mempersenjatai pulau Taiwan menjadi seperti "landak",
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Mao mengatakan AS jelas-jelas siap menghalalkan segala cara, bahkan jika itu berarti menghancurkan Taiwan, demi menghambat China. Lebih dari 1,4 miliar warga China, termasuk para kompatriot Taiwan, tidak akan menerima hal ini, kata Mao.
China mendesak AS agar mematuhi prinsip Satu China dan ketiga komunike bersama China-AS, menghentikan kontak militer dengan Taiwan, berhenti mempersenjatai Taiwan dan menciptakan faktor-faktor yang memperuncing ketegangan di Selat Taiwan, serta stop berkomplot dan mendukung pasukan separatis yang mengupayakan "kemerdekaan Taiwan" secara paksa, kata juru bicara itu.
"China akan memantau dengan cermat perkembangan situasi ini dan dengan tegas menjaga kedaulatan, keamanan, dan integritas teritorial negara kami," imbuhnya.[sdy]