WahanaNews.co | Selama
masa pandemi COVID-19 ini, pemerintah Pakistan melarang masyarakat menggelar
aksi demonstrasi. Larangan ini terbit setelah pemerintah mengumumkan penambahan
kasus harian corona tertinggi sejak Juli selama empat hari.
Dikutip dari Reuters, Selasa (17/11), pemerintah menduga
melonjaknya kasus harian selama empat hari terakhir akibat sejumlah aksi
demonstrasi besar keagamaan dan anti-pemerintah yang diadakan di kota besar.
Baca Juga:
China dan Pakistan Kutuk Keras Serangan Israel ke Iran: Pelanggaran Kedaulatan!
Larangan demo ini disampaikan Perdana Menteri Pakistan,
Imran Khan. Imran menuturkan, saat ini rumah sakit mulai kewalahan menangani
lonjakan pasien baru corona.
"Kami telah memutuskan untuk melarang pertemuan publik,
termasuk pertemuan kami yang direncanakan pada akhir pekan, karena banyak orang
membantu penyebaran virus," kata Khan.
Lebih dari 7% orang di Pakistan dites pada hari Minggu
ditemukan tertular virus. jumlah itu lebih besar bila dibandingkan dengan
jumlah 2% dan 3% orang yang dites selama empat bulan terakhir.
Baca Juga:
Pakistan Kehilangan Dukungan di DK PBB, India Lanjutkan Manuver Diplomatik
Setelah mencapai puncak lebih dari 6.800 infeksi harian pada
bulan Juni, jumlahnya terus turun hingga ke level terendah yakni 213 kasus pada
Agustus lalu.
"Tidak ada yang mengikuti tindakan pencegahan keamanan
dan kami melihat hasilnya," kata Dr Seemin Jamali, Direktur Eksekutif
Pusat Medis Pascasarjana Jinnah.
"Sudah saatnya orang menyadarinya, atau kita akan terus
menderita," tutupnya.
Hingga saat ini, Pakistan mencatat sebanyak 359.032 kasus
virus corona dan 7.160 kematian. Otoritas setempat melaporkan ada 2.128 kasus
baru yang terjadi pada Minggu. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.