WahanaNews.co
| Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, mengaku lebih
suka mati dalam serangan udara rudal daripada karena sakit Covid-19.
Seperti
dikutip RT, pernyataan itu dilontarkan Sinwar, Rabu (26/5/2021), ketika
pejabat kesehatan Gaza memperingatkan tentang "bom waktu" dengan pengujian
dan vaksinasi Covid-19 yang hampir dihentikan.
Baca Juga:
AS Gelontorkan Bantuan Militer Senilai Rp 421 Triliun ke Israel
"Meninggal
sebagai martir dalam serangan Israel yang ditargetkan adalah nasib yang jauh
lebih baik daripada menyerah pada Covid-19," kata pemimpin Hamas, Yahya Sinwar.
Pada
Rabu, Sinwar menyampaikan pidato pertamanya sejak konflik mematikan 11 hari
antara Hamas dan Israel.
Di
Gaza, lebih dari 250 orang, terutama warga Palestina, telah kehilangan nyawa.
Baca Juga:
Utang Israel Mencapai 160 Miliar Shekel pada 2023, Rp697,38 Triliun
"Hadiah
terbesar yang bisa diberikan Israel kepada saya adalah dengan membunuh saya. Jadi
saya lebih suka mati sebagai martir karena F-16 daripada mati karena virus Corona
atau penyakit lain," katanya.
Rumah
pemimpin milisi itu termasuk di antara target IDF selama konflik, tetapi Sinwar
berhasil tetap tidak terluka, diduga bersembunyi di jaringan terowongan bawah
tanah di bawah Gaza.
Menteri
Pertahanan Israel, Benny Gantz, berjanji pada hari Sabtu bahwa negara itu pada
akhirnya akan berhasil menghilangkan "semua pemimpin Hamas yang
bertanggung jawab untuk menembak dan melancarkan teror terhadap warga
sipil."