Di tempat lain, terjadi konflik mematikan mulai dari Mozambik hingga Ethiopia.
International Crisis Group mengatakan, Uni Afrika tahun ini harus memprioritaskan upaya mengamankan gencatan senjata di Ethiopia, mendukung dialog di Sahel, dan mereformasi Misi Uni Afrika di Somalia.
Baca Juga:
Indonesia Segera Teken Perdagangan Bebas dengan Uni Ekonomi Eurasia di Rusia
“Ini merupakan tahun yang penuh gejolak bagi Afrika, puluhan ribu tewas dalam perang di Tanduk Afrika, negara-negara jatuh kembali di bawah kekuasaan militer, kepayahan menjalani transisi, dan militansi Islam,” kata ICG menjelang KTT.
“Lembaga (Uni Afrika) harus mampu mengatasi masalah ini, serta ancaman keamanan terkait perubahan iklim.”
Human Rights Watch mendesak Presiden Macky Sall dari Senegal untuk fokus pada perlindungan sipil, keadilan, dan akuntabilitas saat ia menjabat sebagai Presiden Uni Afrika.
Baca Juga:
Prabowo Perintahkan TNI Kirim 20.000 Personel ke Gaza
“Terlepas dari tantangannya, Sall memiliki kesempatan untuk menunjukkan kepemimpinan dan komitmen Uni Afrika terhadap prinsip-prinsip pendiriannya, dengan mengambil sikap berani dan tanpa kompromi terhadap pelanggaran yang disponsori negara, menanggapi seruan para korban untuk perlindungan dan keadilan, dan mendesak untuk hubungan multilateral yang setara dan adil," kata Carine Kaneza Nantulya, direktur advokasi Afrika di Human Rights Watch, dalam sebuah pernyataan.
KTT Uni Afrika harus memprioritaskan penanganan pelanggaran yang merajalela dalam konflik di Ethiopia antara pejuang yang setia kepada Front Pembebasan Rakyat Tigray dan pemerintah federal Ethiopia dan sekutunya, termasuk Eritrea, kata kelompok hak asasi itu. [rin]