WahanaNews.co | Seorang mahasiswa melakukan penembakan di sebuah kampus universitas di Rusia pada Senin (20/9/2021), yang menewaskan sedikitnya delapan orang.
Dikutip dari kantor berita AFP, ini adalah penembakan massal kedua di fasilitas pendidikan Rusia selama 2021.
Baca Juga:
Tank AS Seharga Rp 162 Miliar Mati Kutu Dimangsa Drone Murah Rusia
Komite Investigasi Rusia yang menyelidiki kejahatan besar mengatakan, beberapa orang juga terluka dalam penembakan di Universitas Negeri Perm itu, dan tersangka terluka saat ditahan.
Penyelidik sebelumnya mengatakan bahwa lima orang tewas dan enam lainnya terluka dalam penembakan di kampus Rusia ini.
Penembakan di fasilitas pendidikan relatif sedikit di Rusia, karena biasanya keamanan yang ketat dan sulitnya membeli senjata api secara legal, meskipun bisa mendaftarkan senapan berburu.
Baca Juga:
Untuk Ukraina, AS Terus Berupaya Keras Beri Bantuan Pertahanan Udara
Video yang beredar di media sosial menunjukkan para mahasiswa melemparkan barang-barang dari jendela gedung-gedung di kampus, lalu melompat untuk melarikan diri dari penembak.
Media pemerintah juga menayangkan video amatir yang dilaporkan diambil saat penembakan terjadi, menunjukkan seorang individu mengenakan pakaian taktis hitam, termasuk helm, membawa senjata dan berjalan masuk kampus.
Penembakan mematikan di fasilitas pendidikan Rusia sebelumnya terjadi pada Mei 2021, ketika seorang pria bersenjata berusia 19 tahun melepaskan tembakan di sekolah lamanya di Kota Kazan, Rusia tengah, dan menewaskan sembilan orang.
Para penyelidik mengatakan bahwa pria itu menderita gangguan otak, tetapi dia dianggap layak memiliki lisensi senapan semi-otomatis yang dia gunakan dalam penembakan itu.
Pada hari serangan terjadi --salah satu yang terburuk dalam sejarah Rusia baru-baru ini-- Presiden Vladimir Putin menyerukan peninjauan kembali undang-undang pengendalian senjata.
Mundur lebih jauh ke belakang, pada November 2019, seorang siswa berusia 19 tahun di Kota Blagoveshchensk melepaskan tembakan ke kampusnya yang menewaskan satu teman sekelasnya dan melukai tiga orang lainnya, sebelum menembak dan membunuh dirinya sendiri.
Kemudian, pada Oktober 2018, remaja pria bersenjata lainnya membunuh 20 orang di perguruan tinggi teknik Kerch di Crimea, semenanjung Rusia yang dianeksasi dari Ukraina tahun 2014.
Dia ditampilkan dalam rekaman kamera mengenakan kaus yang mirip dengan Eric Harris, salah satu pembunuh dalam penembakan Columbine High School tahun 1999 di AS yang menewaskan 13 orang.
Penembak di Crimea dapat memperoleh lisensi senjata secara legal setelah menjalani pelatihan menembak dan diperiksa oleh psikiater.
Layanan keamanan FSB Rusia mengatakan, sudah mencegah puluhan serangan bersenjata di sekolah-sekolah dalam beberapa tahun terakhir.
Pada Februari 2020, FSB mengatakan bahwa mereka menahan dua remaja karena dicurigai merencanakan serangan terhadap sekolah di Kota Saratov dengan senjata dan bahan peledak rakitan.
Pihak berwenang Rusia mengeklaim bahwa anak muda negara itu semakin terpapar pengaruh negatif secara online, terutama dari Barat. [dhn]