WahanaNews.co | Clogs Crocs yang kaku tapi nyaman kian populer selama pandemi.
Tidak hanya sebagai sepatu kerja dari
rumah yang ideal, tetapi juga sebagai pernyataan mode, contohnya di kaki Justin
Bieber dan di karpet merah Oscar, seperti yang dikenakan oleh Questlove.
Baca Juga:
Danantara Luncurkan Universitas Kelas Dunia, Gandeng Kampus Top AS, Eropa, dan China
Dengan popularitas itu, datang peniru
yang membuat produsen kemudian menggugat Walmart Inc, Hobby Lobby Stores Inc,
dan 19 perusahaan lain, dengan tuduhan pelanggaran merek
dagang terkait dengan alas kaki tersebut.
Crocs Inc mengatakan dalam pengaduan
yang diajukan di Denver, Colorado, Amerika Serikat, bahwa ada
kenaikan belanja daring konsumen terhadap alas kaki palsu dalam skala yang
belum pernah terjadi sebelumnya.
Dalam aksi terpisah, Crocs meminta
Komisi Perdagangan Internasional AS untuk mengeluarkan larangan impor sepatu
yang meniru nama atau desain merek dagangnya.
Baca Juga:
Puan Desak Pemerintah Jamin Perlindungan Data Pribadi di Tengah Wacana Transfer ke AS
Editor Eksekutif Footwear News dari Fairchild
Media Group, Katie Abel, menyebut, Crocs berupaya meningkatkan fokusnya
pada konsumen langsung dan meningkatkan kehadiran digitalnya.
Pada saat yang sama, menurut Abel,
langkah itu mengurangi ketergantungan Crocs pada toko fisik dan memutuskan
hubungan dengan mitra ritel lama.
Hal itu membuat beberapa toko berebut
mencari cara mengganti merek yang begitu panas itu.
"Beberapa dari peritel mungkin
memutuskan mencari pesaing dan peniru untuk mengisi celah tersebut," ujar
Abel, dilansir Indian Express, Senin
(26/7/2021).
Pada Kamis lalu, Crocs merilis laporan
pendapatan kuartal terbarunya, mengalahkan perkiraan tertinggi analis dan
meningkatkan perkiraan setahun penuh.
Penjualan di Amerika sebesar 405,7
juta dolar AS (sekitar Rp 5,8 triliun), 60 persen lebih dari total pendapatan
Crocs untuk kuartal tersebut.
Saham naik sebanyak 13,8 persen pada
Kamis.
Crocs didirikan pada 2002 oleh tiga
teman kuliah yang suka berlayar.
Mereka menghadirkannya kepada konsumen
sebagai sepatu perahu.
Perusahaan melakukan penawaran umum
perdana pada 2006.
Crocs dengan cepat mendapatkan
penggemar dari perawat dan pekerja lain yang terjebak berjam-jam untuk berdiri
tegak, sebelum merek itu bertemu dengan para fashionista dan orang-orang yang
terkenal.
Termasuk di antara pemakainya adalah
mantan Presiden Amerika Serikat George W Bush, aktor Jack Nicholson, Whoopi
Goldberg, John Cena, Shia LaBeouf, Jennifer Garner, hingga Sacha Baron Cohen.
Belakangan, Crocs secara agresif
menargetkan Milenial dan Gen Z lewat kolaborasinya dengan selebritas.
Pada Oktober 2020, pemenang Grammy Award, Justin Bieber, bekerja sama dengan Crocs untuk sepatu edisi terbatas dengan
harga 60 dolar AS (sekitar Rp 869 ribu).
Sebulan sebelumnya, rapper Bad Bunny
berkolaborasi dengan jenama untuk sepasang edisi khusus yang terjual habis
dalam 16 menit.
Kolaborator lainnya adalah aktris Drew
Barrymore dan rapper Post Malone.
Jerih payah membangun merek yang
ekstensif adalah salah satu alasan Crocs mengajukan keluhan setebal 108 halaman
kepada pengadilan Denver.
Itu pula alasan Crocs layak mendapatkan
semua keuntungan dari penjualan produk tiruan.
Crocs juga mendesak diterbitkannya
perintah agar perusahaan yang digugat berhenti memasarkan produk palsu.
Gugatan hukum serupa diajukan juga di Newark (New Jersey), Los Angeles (California), dan Chicago
(Illinois).
"Penjualan sepatu tiruan oleh
para terdakwa memiliki efek menipiskan kualitas khas merek dagang terdaftar
Crocs serta menodai goodwill konsumen yang diasosiasikan dengan merek dagang
terdaftar Crocs," tulis pengaduan itu.
Baik Walmart maupun Hobby Lobby tidak
menanggapi permintaan komentar.
Perusahaan yang lainnya juga belum menanggapi keluhan Crocs.
"Saya pikir mereka membuat
pernyataan dengan beberapa pengecer besar bahwa "Produk Anda terlalu mirip","
ujar seorang rekan industri di Pusat Anti-Pemalsuan dan Perlindungan Produk
Michigan State University sekaligus pemimpin redaksi dari The Brand Protection Professional, dan pembawa acara podcast Brand Protection Stories, Leah
Evert-Burks.
Dalam pengajuan hukumnya, Crocs
melisensikan merek dagangnya hanya sekali, kepada desainer mewah Balenciaga SA,
dan hasilnya sukses besar dengan penjualan di situs e-commerce, termasuk
Barneys New York Inc.
Sepatu yang mulai dijual pada 2018 itu
memiliki sol tebal dan sepatu hak tinggi, menandai perubahan gaya dari Classic Clog yang ikonik. [qnt]