Menurut data Sobel Shipping Network, sekitar 40 persen lalu lintas peti kemas AS bergantung pada Terusan Panama setiap tahunnya. Amerika Serikat tercatat sebagai pengguna terbesar kanal tersebut.
Pada 2021, lebih dari 73 persen kapal yang melewati kanal itu memiliki tujuan atau asal dari pelabuhan di AS.
Baca Juga:
MD-19, Drone Hipersonik China yang Bisa Bikin Pentagon Ketar-ketir
Sejak Panama secara diplomatik mengakui China daripada Taiwan pada 2017, Beijing mulai memperluas pengaruhnya di wilayah tersebut, termasuk investasi masif pada infrastruktur di sekitar kanal.
Hegseth menyampaikan kekhawatirannya bahwa China kini mengendalikan pelabuhan di kedua ujung kanal melalui perusahaan Hutchison Ports PPC yang berbasis di Hong Kong dan memiliki koneksi erat dengan pemerintah China.
"China terus menjadi ancaman bagi Terusan Panama, tetapi bersama-sama Amerika Serikat dan Panama akan menjaganya tetap aman," tegas Hegseth.
Baca Juga:
China Ambil Alih, Huayou Gantikan LG dan Suntik Rp165 Triliun ke Industri EV Indonesia
Kesepakatan keamanan terbaru yang ditandatangani pada awal April oleh pejabat tinggi AS dan Panama memungkinkan pengerahan personel militer AS ke fasilitas Panama untuk berbagai pelatihan dan kegiatan lainnya.
Presiden Donald Trump, yang kembali menjabat pada Januari, telah berulang kali menyuarakan kekhawatirannya atas dominasi China di Terusan Panama.
Dengan perjanjian baru ini, pemerintahannya berniat untuk "mengambil kembali" kendali atas jalur air strategis tersebut, yang sebelumnya dibangun dan dikuasai oleh AS hingga diserahkan ke Panama pada tahun 1999.