Pendirian MEA ini berdasarkan atas saran dan masukan dari pihak Indonesia.
MEA ini memiliki empat karakteristik utama, yakni pasar tunggal dan basis produksi, kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi, dan kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata, serta kawasan yang terintegrasi penuh dengan ekonomi global.
Baca Juga:
Jaga Citra Kawasan ASEAN, ALPERKLINAS Apresiasi Target Pemprov Jakarta Bersih Kabel Listrik
Melalui MEA, kegiatan ekonomi Indonesia maupun anggota ASEAN lainnya akan semakin berkembang.
2. Pelopor Pendirian AFTA
Peran Indonesia dalam bidang ekonomi di ASEAN berikutnya adalah ikut menjadi pelopor berdirinya AFTA atau ASEAN Free Trade Area. AFTA sendiri merupakan perjanjian perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN.
Baca Juga:
Jadikan Dukuh Atas Kawasan Terintegrasi, MARTABAT Prabowo-Gibran Apresiasi Langkah Pemprov Jakarta Dukung Percepatan Pembangunan Aglomerasi Jabodetabekjur
Perjanjian AFTA ini ditandatangani pada 28 Januari 1992 saat acara pertemuan tingkat kepala negara (ASEAN Summit) ke-4 di Singapura.
Ketika AFTA ditandatangani, negara anggota ASEAN baru enam yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Brunei Darussalam.
Dengan adanya AFTA menjadikan produk-produk dari negara ASEAN memiliki daya saing kuat di pasar global.