WAHANANEWS.CO, Jakarta - Rusia melancarkan serangan drone ke ibu kota Ukraina, Kyiv, pada Minggu (16/3/2025), yang langsung direspons oleh sistem pertahanan udara Ukraina. Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, mengonfirmasi serangan ini pada Senin (17/3/2025) waktu setempat.
Kyiv melaporkan bahwa Moskow mengerahkan 90 drone Shahed buatan Iran ke sembilan wilayah Ukraina.
Baca Juga:
Polisi Dalami Sosok Bandar Pemasok Narkoba di Kampung Bahari
Ledakan yang terdengar seperti sistem pertahanan udara aktif pun dilaporkan oleh para saksi, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Otoritas Ukraina menyatakan bahwa sistem pertahanan udara berhasil menangkis serangan tersebut.
"Pasukan pertahanan udara bekerja untuk menghilangkan ancaman di langit di atas Kyiv," ujar Klitschko melalui aplikasi pesan Telegram.
Baca Juga:
Sarang Narkoba Kampung Bahari Digerebek Polisi, 31 Orang Ditangkap
Serangan ini terjadi sehari sebelum pertemuan penting antara pejabat Ukraina dan Amerika Serikat di Arab Saudi.
Pertemuan ini diharapkan dapat membawa perkembangan signifikan dalam upaya menghentikan perang yang telah berlangsung lebih dari dua tahun.
Zelensky Tuduh Putin Memperpanjang Perang
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menuduh Presiden Rusia, Vladimir Putin, berbohong tentang situasi di Provinsi Kursk, Rusia.
Dalam unggahannya di media sosial X pada Sabtu (15/3/2025), Zelensky menyebut Putin sengaja menyesatkan publik mengenai kondisi di medan perang.
"Presiden Rusia berbohong tentang situasi di lapangan, terutama tentang apa yang terjadi di wilayah Kursk," tegasnya, mengutip laporan The Guardian.
Zelensky menambahkan bahwa pasukan Ukraina masih bertempur melawan Rusia dan Korea Utara di kawasan tersebut, meski menghadapi potensi serangan baru terhadap Sumy, timur laut Ukraina.
Ia juga membantah klaim Rusia bahwa pasukan Kyiv telah terkepung di Kursk, seraya menegaskan bahwa Moskow tengah mengumpulkan pasukan untuk serangan berikutnya.
"Penumpukan pasukan Rusia menunjukkan bahwa Moskow berniat mengabaikan jalur diplomasi," kata Zelensky. "Jelas bahwa Rusia ingin memperpanjang perang," tambahnya.
[Redaktur: Rinrin Kaltarina]