Pyongyang meningkatkan aktivitas peluncuran rudalnya untuk memprotes latihan militer gabungan AS-Korsel. Latihan semacam itu telah sejak lama memancing kemarahan Korut, yang memandangnya sebagai latihan invasi.
Rezim komunis Korut menyebut latihan Vigilant Storm sebagai 'latihan militer agresif dan provokatif yang menargetkan' negaranya. Pyongyang juga menyatakan AS dan Korsel akan 'merasakan konsekuensi paling mengerikan dalam sejarah' jika mereka terus melanjutkan latihan semacam itu.
Baca Juga:
Jet Tempur F-18 AS Jatuh ke Laut Merah dari Kapal Induk Truman
Para pakar menilai Pyongyang secara khusus merasa sensitif dengan latihan udara gabungan ini, karena Angkatan Udara negara yang terisolasi itu menjadi titik terlemah dalam jajaran militernya, kekurangan jet teknologi tinggi dan tidak memiliki pilot-pilot yang terlatih dengan baik.
Di masa lalu, Korut marah dengan pengerahan senjata strategis AS seperti pesawat pengebom B-1B dan kelompok serbu kapal induk AS, yang pernah dikerahkan ke dekat Semenanjung Korea saat ketegangan meningkat.
Pesawat pengebom B-1B diketahui tidak lagi membawa senjata nuklir, namun Angkatan Udara AS menyebutnya sebagai 'tulang punggung kekuatan pengebom jarak jauh Amerika' yang bisa menyerang ke mana saja di dunia ini.[zbr]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.