“Pemulihan ekonomi global hanya dapat dicapai jika pandemi terkendali dan negara-negara bergandengan tangan saling membantu,” katanya.
“Indonesia, bersama dengan negara berkembang lainnya, akan merangkul investasi yang berkualitas,” tandasnya.
Baca Juga:
Lagi, Diplomat RI Bungkam PM Vanuatu Gegara Isukan Pelanggaran HAM Papua Barat
Jokowi juga mengatakan, Indonesia mengurangi kebakaran hutan sebesar 82 persen pada 2020, dibandingkan tahun sebelumnya.
Tingkat deforestasi juga turun ke level terendah dalam 20 tahun, katanya.
“Indonesia menyadari posisi strategis kita dalam perubahan iklim. Dengan demikian, kami akan terus bekerja keras untuk memenuhi komitmen kami,” ujarnya.
Baca Juga:
Penuh Perdebatan, Siapa yang Wakili Myanmar di Sidang Majelis Umum PBB?
Sementara perubahan iklim dan ekonomi menjadi bagian penting, Presiden dalam pidatonya juga menyoroti isu-isu terorisme, konflik, dan perang.
“Kekhawatiran tentang marginalisasi perempuan dan kekerasan di Afghanistan, kemerdekaan Palestina yang sulit dipahami, dan krisis politik di Myanmar, harus menjadi agenda bersama kita,” katanya.
Pada poin terakhir itu, ia mengulangi seruan para pemimpin ASEAN agar militer Myanmar menyetujui lima poin konsensus yang disepakati di Jakarta.