WahanaNews.co | Dalam pidato sumpah jabatannya Presiden Amerika
Serikat (AS), Joe
Biden mengatakan "demokrasi
telah menang".
ass="MsoNormal">Ia menyerukan persatuan dan ketahanan
untuk menghadapi perpecahan bangsa.
Baca Juga:
Benarkah AS Tak Lagi Adidaya? Ini 3 Penyebab Runtuhnya Amerika Versi Warganya Sendiri
Dua
pekan sebelumnya, pendukung Donald Trump dan ekstrimis
sayap kanan menyerbu Capitol Hill.
Diselimuti
dengan salju, pelantikan di Washington ini dijaga ketat oleh puluhan ribu
tentara senjata lengkap dan tanpa penonton.
"Keinginan
rakyat telah didengar dan keinginan rakyat telah diperhatikan, kami kembali
belajar demokrasi berharga dan demokrasi itu rapuh, pada jam ini teman-teman,
demokrasi telah menang, ini harinya Amerika, ini harinya demokrasi, ini hari
bersejarah dan harapan, pembaharuan dan pemecahan masalah," kata Joe Biden dalam pidatonya, Kamis (21/1/2021) WIB.
Baca Juga:
Teror Drone Kamikaze Guncang Pangkalan Irak, Siapa Dalangnya?
Sejarah
lain yang terukir dalam pelantikan ini adalah Kamala Harris, yang menjadi perempuan pertama yang dilantik sebagai Wakil Presiden.
Mantan
Senator dari California
itu juga menjadi perempuan kulit hitam pertama dan keturunan Asia
Selatan pertama yang menjabat sebagai Wakil Presiden.
Joe
Biden tidak menyebutkan nama Trump yang melanggar tradisi dengan tidak
menghadiri upacara pelantikan. Tapi, secara
implisit, Presiden
AS yang baru itu menyerang Trump.
Ia
mengecam "kebohongan untuk kekuasaan dan profit" dan terus terang dengan tantangan di masa depan.
Salah
satunya pandemi virus Corona yang
telah menewaskan 400 ribu jiwa di Amerika. Serta keterpurukan ekonomi dan
perpecahan bangsa yang dipicu rasialisme.
"Banyak
yang harus kami lakukan di musim dingin yang penuh bahaya ini, banyak yang
harus diperbaiki, dipulihkan, banyak yang perlu dibangun lagi dan lagi, hanya
sedikit orang dalam sejarah bangsa ini yang mengalami tantangan atau berhadapan
dengan masa yang lebih menantang daripada yang kami hadapi sekarang,"
katanya.
Joe
Biden bertekad untuk melangkah sejak awal dengan ambisi 100 hari pertama.
Seperti mempercepat distribusi vaksin Covid-19 dan meloloskan paket bantuan
ekonomi senilai 1,9 triliun dolar AS.
Di hari
pertama, ia bakal mengubah
kebijakan-kebijakan Donald Trump dengan menandatangani serangkaian perintah
eksekutif, termasuk membawa kembali AS ke Perjanjian Iklim Paris
dan mewajibkan pemakaian masker di properti pemerintah federal. [qnt]