WAHANANEWS.CO, Jakarta - Puluhan paus pembunuh ditemukan terdampar di sebuah pantai terpencil di Tasmania, Australia, dalam kondisi mengenaskan.
Upaya penyelamatan yang sulit dan kondisi yang memburuk memaksa pihak berwenang untuk mengambil keputusan menyakitkan—melakukan eutanasia demi mengakhiri penderitaan mereka.
Baca Juga:
Ikan Paus Kembali Ditemukan Mati di Raja Ampat
Sebanyak 157 paus pembunuh palsu, salah satu spesies lumba-lumba samudera, pertama kali ditemukan Rabu pagi (19/2/2025).
Saat ditemukan, sekitar 60 ekor sudah mati, sementara 90 lainnya masih bertahan hidup di pantai.
Brendon Clark dari Dinas Taman dan Satwa Liar Tasmania (PWS) menjelaskan bahwa upaya mengembalikan paus-paus itu ke laut terbukti sangat sulit dan bahkan berbahaya bagi tim penyelamat.
Baca Juga:
Kapal Seruduk Ikan Paus, 5 Orang Tewas
"Setelah berkonsultasi dengan dokter hewan dan para ahli, kami akhirnya harus mengambil keputusan berat untuk melakukan eutanasia guna mengakhiri penderitaan mereka dengan cara yang paling cepat dan tenang," ujar Clark.
Proses ini dilakukan oleh ahli senjata api berlisensi yang menggunakan amunisi khusus, di bawah pengawasan dokter hewan satwa liar.
Keputusan ini bukan tanpa beban emosional, baik bagi masyarakat maupun petugas yang terlibat.
"Ini adalah keputusan yang sangat sulit dan emosional bagi semua pihak, termasuk tim kami di lapangan. Kami memahami kesedihan yang dirasakan banyak orang, dan kami telah menyediakan dukungan bagi staf yang terlibat dalam proses ini," tambah Clark.
Sebanyak 27 paus di-eutanasia pada pagi hari 20 Februari, sementara 38 lainnya masih bertahan, menunggu prosedur yang sama.
Pihak berwenang mengatakan bahwa opsi penyelamatan tidak lagi memungkinkan karena lokasi terpencil, kondisi laut yang sulit, serta keterbatasan dalam membawa peralatan penyelamatan.
[Redaktur: Rinrin Kaltarina]