WahanaNews.co | Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, telah memperingatkan pemerintah China untuk belajar dari kesalahan atau blunder strategis Rusia di Ukraina.
Hal ini diungkapkan Albanese saat dia menuju Eropa untuk menghadiri pertemuan dengan para pemimpin NATO.
Baca Juga:
Prabowo dan PM Albanese Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Strategis Indonesia-Australia
Dalam sebuah wawancara dengan Australian Financial Review, Albanese mengatakan, invasi Ukraina telah menyatukan negara-negara demokratis.
"Terlepas apakah negara itu menjadi anggota NATO, atau non-anggota seperti Australia," ujarnya.
Ketika ditanya pesan apa yang harus diambil pemerintah China dari invasi Rusia ke Ukraina, terutama untuk ambisinya terhadap Taiwan, Albanese mengatakan, perang itu telah menunjukkan upaya untuk memaksakan perubahan pada negara berdaulat.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Santap Pagi Bersama PM Albanese di Peru
Dilansir Bloomberg, Selasa (28/6/2022), Presiden China, Xi Jinping, memiliki ambisi untuk menyatukan China dengan Taiwan dalam beberapa dekade mendatang.
Beijing telah lama menganggap Taiwan sebagai provinsi yang membangkang, meskipun keduanya diperintah secara terpisah selama lebih dari 70 tahun.
Dalam beberapa tahun terakhir, China telah meningkatkan latihan militernya di udara dan laut di sekitar Taiwan.