WahanaNews.co | Belakangan ini, kisah seorang pria asal Thailand bernama Ong Dam Sorot jadi bahan perbincangan publik usai pria beristri delapan itu mengungkapkan kisah pernikahannya dalam sebuah wawancara di YouTube.
Ong Dam yang bekerja sebagai seniman tato tersebut mengaku, kehidupan pernikahannya berjalan harmonis dan tinggal seatap.
Baca Juga:
Viral di Medsos, Gegara Cemburu Dipoligami Istri di Sumsel Potong Penis Suami saat Tidur
Selain menjadi seniman tato, Ong Dam disebut juga merupakan YouTuber yang terkenal di Thailand.
Lantas, bagaimana sebenarnya kebijakan poligami di Thailand?
Diberitakan The Thaiger, Senin (22/2/1/2021), poligami di Thailand sebenarnya tak diakui di bawah hukum negara.
Baca Juga:
Viral, Pria Pengangguran Ini Hidup Berkecukupan Berkat Dukungan 4 Istri
Tapi, pada praktiknya, poligami telah menjadi gaya hidup atau masih dipraktikan warga Thailand.
Pernikahan di Thailand diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata dan Komersial No. 5 pasal 1435 sampai 1535.
Dalam pasal 1457, disebutkan bahwa pernikahan hanya dapat terjadi jika pria dan wanita (yang berusia minimal 18 tahun) setuju untuk saling menjadi suami dan istri, dan persetujuan itu harus diumumkan di hadapan Panitera untuk dicatat oleh Panitera.
Pernikahan di Thailand dibuat dan diselesaikan pada pendaftaran resmi dan dimasukkan dalam daftar pernikahan pemerintah.
Sementara, dalam pasal 1452, diterangkan bahwa bigami atau menikahi satu orang saat masih menikah secara sah dengan orang lain di Thailand, tidak diizinkan.
Bigami juga bisa menjadi pelanggaran pidana menurut hukum pidana Thailand karena dengan sengaja membuat pernyataan palsu.
Soal pernikahan sesama jenis di Thailand, hukum di negara tersebut sebenarnya juga masih tidak mengizinkan tindakan itu.
Hanya pasangan lawan jenis yang berhak menikah dan dicatat dalam buku nikah secara resmi.
Diberitakan Thai Residents, Senin (22/1/2021), seorang pria dengan 2 istri dan 4 anak mengaku kehidupan mereka berjalan baik kepada outlet berita Sanook di Provinsi Ratchaburi, Thailand.
Seorang pria berusia 44 tahun itu menyatakan keluarganya sangat bahagia tanpa pertengkaran.
Dia saat itu mengaku telah hidup dengan 2 istri selama 7 tahun dan semua pihak tak masalah ketika dia bisa mencintai kedua istrinya dengan cara yang sama.
Pria itu bernama Wacharatorn Srionam yang lebih dikenal sebagai Tum.
Tum merupakan pemilik restoran mi yang menjual hidangan serba seharga 10 Baht Thailand per menu.
Tum menyatakan kedua istrinya memiliki hubungan yang sangat baik satu sama lain.
Dia menyebut, kedua istrinya adalah kekasih dan juga sahabatnya.
Menurut Tum, orang lain yang tidak tahu situasi mereka sering mengirah bahwa hubungan kedua istrinya adalah ibu dan anak.
Kedua istri Tum disebut saling bekerja sama dan menjaga anak-anak.
Tum menyebut istri pertama sebagai "istri besar" dan istri kedua "istri kecil".
Kedua istrinya yakni bernama Worapat Sroinam atau dikenal sebagai Pla dan Kochakorn Tapchom atau dikenal sebagai Wan.
Tum mengklaim selama ini istrinya bisa hidup bersama tanpa konflik, kecemburuan internal, dan tidak satupun dari mereka yang ingin menjadi “istri utama”.
Pla istri pertama menyatakan dia telah bersama Tum selama 18 tahun.
Dia berusia 20 tahun ketika Tum mengenalnya.
Seseorang memberi Tum nomornya.
Mereka kemudian berbicara setiap hari di telepon dan Tum mengungkapkan kepada Pla bahwa istrinya baru saja meninggal.
Pla yang telah jatuh cinta bersedia untuk menikah dengan Tum.
Selang beberapa tahun, suatu hari Tum memberitahu Pla bahwa dia menginginkan istri kedua.
Pla mengaku awalnya terkejut dan bertanya mengapa.
Tum lantas mengatakan istri baru ini akan membantu pekerjaan keluarga untuk masa depan yang lebih baik bersama.
Pla saat itu punya satu syarat untuk Tum, yaitu harus mencintai mereka berdua dengan cara yang sama.
Setelah itu, Tum menyanggupi dan terjadilah praktik poligami.
Tum awalnya menelepon Wan dan mengaku sudah punya istri.
Tum ingin dia menjadi istri ke-2 dan membantu pekerjaan keluarga.
Tum akan bersama mereka masing-masing pada hari yang berbeda dan keduanya menerima sekitar 10.000 Baht Thailand (sekitar Rp4,3 juta) per bulan sebagai imbalan untuk membantu bisnis keluarga.
Selain toko mi, Tum juga bekerja di bidang real estate.
Keluarga Tum dilaporkan bahagia dengan kehidupan dan ingin berbagi pengalaman mereka kepada dunia. [rin]