WahanaNews.co | Hasil investigasi awal Polisi Diraja Malaysia (PDRM) menyatakan, video parodi lagu Indonesia
Raya yang menghina negara Indonesia dibuat oleh Warga Negara Indonesia (WNI).
Mengutip laporan Bernama TV, Kamis (31/12/2020), informasi itu diperoleh dari
interogasi polisi terhadap seorang pekerja Indonesia berusia 40-an tahun, yang ditangkap di Sabah pada Senin (28/12/2020) lalu.
Baca Juga:
BPBD Sleman Lakukan Hal Berbeda di HUT ke 77 Kemerdekaan RI
Polisi belum merinci identitas pelaku
dan masih memburu tersangka lain.
Parodi lagu kebangsaan Indonesia itu
semula muncul dalam video di YouTube
berjudul "Indonesia Raya Instrumental (Parody + Lyrics)" dalam bahasa
Melayu.
Video tersebut telah dihapus. Video
awalnya di-posting di YouTube oleh akun "MY Asean", yang menggunakan spanduk Malaysia sebagai gambar profilnya.
Baca Juga:
Ya Ampun! Panitia Salah Putar Lagu Kebangsaan Indonesia Jelang Laga Lawan UEA
Video itu memutar bait lagu Indonesia Raya yang dipelesetkan,
seperti "Indonesia tanah airku" menjadi "Indonesia
kesusahanku".
Kalimat lain berisi referensi sakit
hati untuk Presiden Indonesia, Joko Widodo.
Ada juga lelucon bermusuhan atas nama Bapak Pendiri Bangsa,
Soekarno, yang pada tahun 1960-an mengumumkan "Ganyang Malaysia".
Video itu juga mengubah lambang dasar
negara Indonesia dari Garuda menjadi ayam ketakutan.
Selain itu, ada foto
seorang anak muda yang sedang kencing di spanduk Indonesia.
Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan, Kedutaan Indonesia di Kuala Lumpur telah melaporkan video
tersebut ke PDRM.
Yoshi Iskandar, Koordinator Fungsi
Pensosboed KBRI Kuala Lumpur, mengatakan, para ahli
Malaysia selalu meneliti masalah tersebut.
"Kami mengimbau masyarakat
Indonesia untuk menahan diri dan percaya pemeriksaan saat ini
berjalan sesuai hukum yang relevan," kata Yoshi.
"Pemerintah Malaysia telah
mengambil tindakan, sesuai permintaan Indonesia, termasuk (meminta YouTube) untuk menghapus video
tersebut," kata Juru Bicara
Kementerian Luar Negeri Indonesia, Teuku Faizasyah, Senin (28/12/2020) lalu.
Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta
mengecam keras video tersebut, karena bisa mempengaruhi hubungan
kedua negara.
"Jika video itu ditemukan
diunggah oleh seorang warga Malaysia, tindakan tegas akan diambil berdasarkan
hukum yang ada," kata Kedutaan Malaysia.
Video asli, yang telah ditonton
setidaknya 44.000 kali, telah dihapus, dan begitu juga akun yang
mengunggahnya.
Namun, beberapa pengguna YouTube telah mem-posting ulang video tersebut. [dhn]