WahanaNews.co | Polisi Ukraina pada Sabtu (30/4/2022) melaporkan temuan tiga mayat dengan tangan terikat ke belakang. Mayat-mayat itu ditemukan pada Jumat (29/4/2022) di sebuah lubang dekat Bucha, sebuah kota dekat Kiev yang identik dengan lokasi tuduhan kejahatan perang Rusia.
“Tangan korban diikat, kain menutupi mata dan ada yang disumpal. Ada jejak penyiksaan pada mayat, kata polisi wilayah Kiev dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari AFP.
Baca Juga:
Rusia Gempur Kherson dengan 71 Rudal di Malam Natal
Bucha menjadi berita utama global ketika puluhan mayat dengan pakaian sipil ditemukan di sana pada awal April, beberapa dengan tangan terikat. Puluhan mayat itu ditemukan setelah pasukan Rusia ditarik setelah pendudukan selama sebulan.
Sejak itu, semakin banyak mayat ditemukan di sana dan di kota-kota dan desa-desa sekitarnya. Polisi Kiev pada hari Sabtu memberikan angka keseluruhan 1.202 mayat.
“Korban disiksa dalam jangka waktu yang lama, luka tembak ditemukan di ekstremitas. Akhirnya, masing-masing pria ditembak di telinga,” kata kepala polisi daerah Kiev, Andriy Nebytov dalam pernyataannya.
Baca Juga:
Makin Runyam! Polandia-Ukraina Cekcok Gara-gara Pidato Zelensky
Ukraina juga melaporkan bahwa penembakan Rusia di Kharkiv, kota terbesar kedua di negara itu, dan di wilayah Donbas timur telah menewaskan satu orang dan melukai 12 lainnya.
“Situasi di wilayah Kharkiv sulit. Tetapi militer kami, intelijen kami, memiliki keberhasilan taktis yang penting,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidato televisi terbarunya.
Pasukan Ukraina mengatakan mereka telah merebut kembali desa Ruska Lozova, dekat Kharkiv, yang telah diduduki oleh pasukan Rusia selama dua bulan. Ratusan warga sipil dievakuasi dari daerah tersebut.
“Itu adalah dua bulan ketakutan yang mengerikan. Tidak ada yang lain, ketakutan yang mengerikan dan tanpa henti,” Natalia, seorang pengungsi berusia 28 tahun dari Ruska Lozova, mengatakan kepada AFP setelah mencapai Kharkiv.
“Kami berada di ruang bawah tanah tanpa makanan selama dua bulan, kami makan apa yang kami miliki,” kata Svyatoslav, 40, yang tidak mau menyebutkan nama lengkapnya, matanya merah karena kelelahan.
Oleksandr Skachko, seorang penduduk di dekat Slatyne, yang juga ditangkap kembali oleh pasukan Ukraina, mengatakan 15 orang dari desa itu telah tewas. Berbicara kepada orang-orang Rusia, pria berusia 47 tahun itu mengatakan:
“Tentara Anda telah menginvasi tanah kami dan membunuh anak-anak kami. Tidak peduli apa yang orang katakan, tidak peduli apa yang dikatakan Putin, orang-orang kita sekarat di sini.”[zbr]