WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Ukraina kembali meningkat setelah mantan Presiden AS, Donald Trump, melontarkan kritik tajam terhadap Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
Trump menyebut Zelensky sebagai seorang diktator yang tidak menggelar pemilu.
Baca Juga:
Kebijakan Kontroversial, Trump Depak Ratusan Staf Keamanan Nuklir
"Seorang diktator tanpa pemilu. Zelensky sebaiknya bertindak cepat, atau dia tidak akan punya negara yang tersisa," tulis Trump di platform Truth Social, dikutip AFP pada Kamis (20/2/2025).
Komentar ini semakin memperuncing hubungan Trump dan Zelensky, terutama dalam konteks penyelesaian konflik Rusia-Ukraina.
Sebelumnya, Zelensky menuding Trump telah menerima informasi keliru dari Rusia setelah mantan Presiden AS itu menyebut Ukraina sebagai pemicu perang dengan Rusia.
Baca Juga:
Donald Trump Perketat Kebijakan, Ribuan WNI di AS Harus Tinggalkan Negeri Paman Sam
Dalam unggahan di Truth Social, Trump juga mempertanyakan legitimasi kepemimpinan Zelensky, mengingat masa jabatannya seharusnya berakhir tahun lalu, tetapi diperpanjang karena darurat militer. "Dia menolak mengadakan pemilu, tingkat dukungannya rendah dalam survei di Ukraina, dan satu-satunya keahliannya adalah mempermainkan (Joe) Biden seperti biola," ujar Trump.
Trump juga mengklaim bahwa hanya dirinya yang mampu merundingkan perdamaian dengan Rusia.
"Kami hampir mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang, sesuatu yang diakui semua orang hanya bisa dilakukan oleh 'TRUMP' dan pemerintahan saya," tambahnya.