WahanaNews.co, Jakarta - Presiden Israel Isaac Herzog mengungkapkan negaranya membombardir Gaza termasuk menumpas milisi Hamas.
Herzog menyebut tidak bisa meninggalkan kekosongan di Gaza, Palestina. Ia merasa harus mempertahankan kekuatan yang solid di Gaza dengan mengontrol wilayah itu untuk mencegah kelompok milisi Hamas tetap berkuasa.
Baca Juga:
Dua Anggota PP Fatayat NU Mundur Akibat Pertemuan dengan Presiden Israel
"Jika kita mundur, lalu siapa yang mengambil alih? Kita tidak bisa meninggalkan ruang kosong. Kita harus memikirkan mekanisme apa yang akan terjadi, ada banyak ide yang dilontarkan," kata Herzog dalam sebuah wawancara, dilansir Al Arabiya News, Kamis (16/11/23).
Herzog menyebut upaya itu dilakukan agar Gaza tak lagi menjadi basis terorisme.
"Tidak ada yang ingin kembali ke tempat ini, Gaza, menjadi basis terorisme lagi," tambahnya.
Baca Juga:
Polda Jambi Gelar Upacara Sertijab Karo Ops, Dir Intelkam, Kapolres Batanghari dan Kapolres Bungo
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada pekan lalu mengatakan akan terus bertempur melawan Hamas hingga akhir. Jika perang dengan Hamas selesai, ia berencana untuk mengontrol Gaza dalam jangka waktu tak terbatas dan akan bertanggung jawab terkait keamanan di wilayah tersebut.
Namun, Amerika Serikat menolak usul tersebut dengan mengatakan Palestina harus tetap memerintah Gaza setelah Israel mengakhiri perang melawan Hamas.
Herzog kemudian mengaku pemerintah Israel saat ini sedang berdiskusi tentang bagaimana Gaza akan dikelola setelah perang antara Israel dan Hamas berakhir. Dia berasumsi Amerika Serikat dan aliansinya akan terlibat dalam perencanaan itu.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menegaskan kepada Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bahwa menduduki Gaza, Palestina, merupakan sebuah "kesalahan besar".
Biden juga mengatakan solusi yang paling tepat agar perang antara Israel dan Palestina bisa berakhir adalah dengan solusi dua negara atau two state solution.
"Saya mengatakan kepada Israel bahwa adalah sebuah kesalahan besar bagi mereka jika berpikir mereka akan menduduki dan mempertahankan Gaza. Saya rasa itu tidak akan berhasil," kata Joe Biden pada Rabu (15/11) waktu AS, seperti dikutip Reuters.
"Saya menegaskan kepada Israel, kepada Bibi [Benjamin Netanyahu] dan kabinet perangnya. Saya rasa jawabannya adalah solusi dua negara," imbuhnya.
Perang antara Israel dan Hamas masih panas sejak perang pecah pada 7 Oktober lalu. Kini, Israel telah merangsek masuk ke dalam Rumah Sakit Al Shifa di Gaza yang merupakan fasilitas medis terbesar di wilayah terbesar itu.
Per Rabu (15/11), korban tewas akibat agresi Israel di Jalur Gaza mencapai 11.500 orang, termasuk 4.710 anak-anak dan 3.160 perempuan. Sementara, sekitar 29.800 orang lainnya luka-luka.
[Redaktur: Sandy]