Banyak orang di Ethiopia telah menyuarakan solidaritas untuk Rusia. Hubungan kedua negara dekat sejak era Soviet.
Desas-desus yang beredar di media sosial adalah setiap tentara bayaran akan menerima upah US$ 2.000 untuk bergabung dan Rusia. Jumlah tersebut menggoda para pria untuk bergabung.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
"Saya bersedia mendukung pemerintah Rusia dan, sebagai imbalannya, saya akan mendapat manfaat," kata Leta Kibru kepada Reuters di luar kedutaan.
"Hidup di Ethiopia menjadi sulit," kata pedagang kaki lima berusia 30 tahun itu. Ia mengatakan telah pensiun dari tentara Ethiopia pada 2018. Sekarang ia adalah pedagang pakaian dan ponsel. "Yang saya butuhkan adalah tinggal di Eropa."
Leta mengaku mendengar dari temannya tentang upah sebesar US$ 2.000. Teman-temannya itu telah mendaftar sebelum dia.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Desas-desus tersebut imbas dari laporan berita pada Maret. Saat itu Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan lampu hijau kepada 16.000 sukarelawan dari Timur Tengah untuk dikerahkan ke perang Rusia Ukraina.
"Alasan saya ingin pergi ke Rusia bukan untuk melawan Ukraina, tetapi karena saya tidak mendapat manfaat dari negara saya," kata Binyam Woldetsadik, seorang penjaga keamanan berusia 40 tahun. Ia mengatakan pernah bertugas dalam perang perbatasan Ethiopia tahun 1998-2000. "Saya lebih suka menjadi warga negara dari negara yang berbeda." [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.