WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kasus investasi ilegal kembali mencuat di Amerika Serikat setelah seorang pria asal Texas, Tyler Loudon, terbukti melakukan praktik insider trading dengan keuntungan mencapai US$ 1,76 juta atau sekitar Rp29,04 miliar.
Ia mendapatkan informasi rahasia terkait akuisisi perusahaan dari percakapan kerja istrinya yang tak sengaja terdengar di rumah.
Baca Juga:
OJK Kalimantan Tengah Cegah Pelaku Seni jadi Korban Investasi Ilegal
Menurut pengungkapan jaksa federal, Loudon membeli 46.450 lembar saham Travel Centers of America (TCA) setelah mendengar istrinya seorang manajer merger dan akuisisi di perusahaan minyak raksasa Inggris, BP mendiskusikan rencana akuisisi dengan atasannya melalui telepon.
Gugatan hukum ini diajukan ke Pengadilan Distrik Selatan Texas oleh Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC).
Pada 16 Februari 2023, TCA secara resmi mengumumkan kesepakatan akuisisi dengan BP, yang menyebabkan harga sahamnya melonjak drastis hingga 70,8%.
Baca Juga:
Simak! Ini 6 Langkah OJK Perkuat Perlindungan Konsumen
Melihat lonjakan itu, Loudon langsung menjual semua sahamnya tanpa sepengetahuan istrinya.
"Tyler Loudon membuat kesalahan besar dalam pengambilan keputusan dan dia bertanggung jawab penuh," kata pengacara Tyler Loudon, Peter Zeidenberg, dikutip New York Times, Senin (26/2/2024).
Alamdar S. Hamdani, jaksa AS untuk Distrik Selatan Texas, menyatakan Loudon sudah mengaku bersalah atas penipuan sekuritas.
SEC juga telah menempuh jalur perdata, sementara BP memilih untuk tidak berkomentar atas kasus ini.
Investigasi mengungkap bahwa Loudon membeli saham TCA sejak 27 Desember 2022 hingga awal Februari 2023.
Selama sekitar tujuh minggu, ia secara sistematis menjual aset di akun investasi pribadi dan Roth IRA miliknya, senilai US$ 2,16 juta, untuk membeli lebih banyak saham TCA.
Jaksa menilai Loudon seharusnya menyadari bahwa informasi yang ia dengar dari istrinya adalah rahasia perusahaan.
Namun, ia tetap melakukan transaksi tanpa memberi tahu sang istri.
Akibat pengakuan Loudon, istrinya merasa terkejut dan melaporkan kepada atasan.
Tak lama, ia dikenai cuti administratif, lalu diberhentikan dari BP.
Meski BP menelusuri email dan pesan istrinya, tidak ada bukti bahwa ia sengaja membocorkan informasi rahasia atau mengetahui transaksi suaminya.
Setelah kejadian itu, rumah tangga keduanya ikut berantakan.
Sang istri meninggalkan rumah, berhenti berkomunikasi dengan Loudon, dan menggugat cerai pada Juni 2023.
Pada pertengahan 2024, hakim di Pengadilan Distrik Houston menjatuhkan vonis dua tahun penjara kepada Tyler Loudon, ditambah satu tahun masa pembebasan bersyarat serta denda sebesar US$ 10.000.
Kasus ini menjadi salah satu contoh terbaru bagaimana penyalahgunaan informasi dalam lingkup keluarga bisa berujung pada skandal hukum besar.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]