WahanaNews.co | Demo kematian Mahsa Amini di Iran sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 92 orang, demikian disampaikan LSM Iran Human Rights yang berbasis di Norwegia pada Minggu (2/10/2022).
Unjuk rasa berlangsung selama dua minggu setelah kematian Mahsa Amini yang ditangkap polisi moral Iran, karena disebut mengenakan jilbab secara tidak pantas.
Baca Juga:
Wuih, Jorok... Pria Iran Ini Tak Pernah Mandi Selama 60 Tahun!
Khusus di kota Zahedan, provinsi Sistan-Baluchistan di Iran tenggara, sedikitnya 41 orang tewas akibat tindakan keras aparat keamanan.
"Pembunuhan pengunjuk rasa di Iran, terutama di Zahedan, merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan," kata direktur IHR Mahmood Amiry-Moghaddam dikutip dari kantor berita AFP.
Jumlah korban tewas sebelumnya adalah 83 orang disertai gangguan internet parah.
Baca Juga:
Jual Jasa Operasi Plastik hingga Bayi Tabung, Iran Siap Pikat Wisatawan Medis Global
Namun, dalam situasi yang digambarkan IHR sebagai "Jumat berdarah Zahedan", LSM itu juga menuduh pasukan keamanan menekan peserta demo yang pecah pada Jumat (30/9/2022).
Dikatakan bahwa protes itu dipicu tuduhan kepala polisi di kota pelabuhan Chabahar, juga di provinsi Sistan-Baluchistan, memperkosa gadis berusia 15 tahun dari minoritas Sunni Baluch.
Unggahan di media sosial saat itu menunjukkan puluhan orang tewas di Zahedan pada Jumat (30/9/2022), sementara foto-foto menunjukkan rumah sakit yang kewalahan dan mayat berlumuran darah.