WahanaNews.co |
Iran sekarang memiliki drone militer
dengan jangkauan 7.000 km (4.375 mil), yang berarti wilayah Israel sangat mudah
dijangkau.
Komandan tertinggi Korps
Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Mayor Jenderal Hossein Salami,
mengungkapkannya pada hari Minggu (27/6/2021).
Baca Juga:
Balas Israel, Iran Disebut Bakal Tingkatkan Kekuatan Hulu Ledak
Perkembangan tersebut dapat
dilihat oleh Washington sebagai ancaman terhadap stabilitas regional.
Pernyataan Salami muncul
ketika Iran dan enam kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman, dan
China) sedang dalam pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir
2015.
"Kami memiliki kendaraan
udara tak berawak (drone) dengan
jangkauan panjang 7.000 kilometer. Mereka dapat terbang, pulang, dan mendarat
di mana pun mereka berencana," kata Salami, seperti dikutip oleh kantor
berita negara Iran, IRNA.
Baca Juga:
Elon Musk Beberkan Alasan Tangguhkan Akun X Pemimpin Tertinggi Iran
Dengan jangkauan operasional
seperti itu, drone Iran yang baru
akan dengan mudah menjangkau Israel, salah satu musuh bebuyutannya.
Itu juga mampu mencapai
bagian yang jauh hingga Eropa, sebagian besar Afrika, Asia dan Rusia, lalu
kembali lagi setelah menjalankan misi.
Terlepas dari jangkauan
penerbangannya yang mengesankan, drone
Iran yang baru masih jauh dari mencapai ketinggian beberapa UAV terbesar di
dunia.
Misalnya, Global Observer Stratospheric Persistent UAS,
sebuah proyek yang dikelola oleh US SOCOM, mampu bertahan di udara hingga satu
minggu dan terbang lebih dari 725.000 kilometer.
Para analis militer Barat
selama ini mengatakan, Iran terkadang melebih-lebihkan kemampuannya, tetapi drone adalah elemen kunci dalam
pengawasan perbatasan Teheran, terutama perairan Teluk di sekitar Selat Hormuz,
tempat seperlima dari pasokan minyak dunia lewat.
Iran dan pasukan regional
yang didukungnya semakin mengandalkan drone
di Yaman, Suriah, dan Irak dalam beberapa tahun terakhir.
Pemerintah Presiden AS, Joe
Biden, sedang berusaha untuk menghidupkan kembali dan akhirnya memperluas pakta
nuklir untuk memberikan batasan yang lebih besar pada program nuklir dan rudal
Iran, serta membatasi kegiatannya.
Teheran telah mengesampingkan
negosiasi mengenai rudal balistik dan perannya di Timur Tengah, di mana Iran
dan Arab Saudi terlibat dalam perang proksi. [qnt]