Lebih lanjut, Putin mengatakan penangguhan perjanjian itu tak berdampak terhadap pasar pangan global.
"Harga biji-bijian terus menurun. Tak ada kekurangan makanan secara fisik. Ya, memang ada masalah dengan distribusi yang adil, tapi ini tak ada hubungannya dengan kesepakatan gandum," ucap dia.
Baca Juga:
RI-AS Kecam Kekerasan Terhadap Warga Sipil yang Berlanjut di Myanmar
Putin juga menerangkan Barat secara halus mengelabui Rusia ketika membahas tujuan kemanusiaan dari Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam, yaitu memberikan bantuan kepada negara-negara berkembang.
Ia mengatakan bahwa dari 32,8 juta ton kargo yang diekspor Ukraina, lebih dari 70 persen di antaranya dikirim ke negara-negara kaya, terutama ke Uni Eropa.
Sementara itu, Ukraina hanya mengekspor tiga persen atau sekitar kurang dari satu juta ton produksi biji-bijiannya ke negara-negara yang benar-benar membutuhkan bantuan pangan.
Baca Juga:
KTT Liga Arab dan OKI Sepakati Tekanan Global: Cabut Keanggotaan Israel dari PBB Segera!
Putin juga mengatakan Rusia akan mempertimbangkan kembali bergabung ke kesepakatan tersebut jika Barat mencabut pembatasan ekspor produk pertanian negaranya.
"Meski terdapat hambatan, Rusia akan terus mengekspor makanan dan pupuk untuk berkontribusi pada stabilitas harga dan memperbaiki situasi industri pertanian global," ujar Putin.
Untuk mencapai tujuan itu, Rusia mengusulkan untuk memasok satu juta ton gandum dengan harga istimewa dan diproses di Turki. Gandum ini kemudian diangkut tanpa biaya ke negara-negara yang paling membutuhkan.