WahanaNews.co | Ribuan orang pada Sabtu (25/02/23) turun ke jalan dalam unjuk rasa di Lisbon guna mendesak kehidupan yang lebih baik di tengah tingginya inflasi yang menyebabkan masyarakat makin sulit memenuhi kebutuhannya.
Portugal adalah salah satu negara termiskin di Eropa. Data pemerintah menunjukkan tahun lalu lebih dari 50 persen pekerja berpenghasilan kurang dari 1.000 euro (sekitar Rp16,13 juta) per bulan.
Baca Juga:
5 Pesepakbola Top Dunia Ini Pernah Dilatih oleh Jose Mourinho
Adapun upah minimum bulanan di Portugal adalah 760 euro (sekitar Rp12,26 juta).
Harga rumah di Portugal naik 18,7 persen pada 2022 atau kenaikan tertinggi dalam tiga puluh tahun terakhir.
Harga sewa juga naik tajam karena spekulasi properti atau kenaikan harga yang tajam yang dipicu oleh sentimen dan momentum pasar.
Baca Juga:
Bikin Bangga! Siswi SD Banyuwangi Raih Dua Medali Emas Kejuaraan Karate Dunia di Portugal
Menurut sebuah studi perusahaan asuransi CIA Landlords, upah yang rendah dan harga sewa tinggi membuat Lisbon menjadi kota ketiga yang paling tidak layak ditinggali. Tingkat inflasi 8,3 persen di Portugal memperburuk masalah ini.
Dalam unjuk rasa yang diorganisir oleh gerakan "Kehidupan yang Layak" itu, Vitor David, seorang programer berusia 26 tahun, mengaku harus tinggal lebih jauh dari ibu kota karena biaya hidup yang mahal di Lisbon.
"Sampai pada suatu titik dalam hidup kami, kami merasa tak lagi memiliki harapan," kata dia.