Pemimpin sayap kanan Geert Wilders yang partainya tengah memimpin sejumlah survei jelang pemilu 29 Oktober, sebenarnya diundang untuk berpidato dalam aksi itu, namun memilih tidak hadir.
Meski begitu, Wilders juga menolak tindakan kekerasan terhadap aparat.
Baca Juga:
Prabowo Ungkap Keuntungan Belanda Saat jajah RI, Jadi Negara Terkaya di Dunia
“Itu perbuatan orang-orang bodoh dan sama sekali tidak dapat diterima,” ujarnya.
Aksi protes tersebut digagas oleh seorang aktivis sayap kanan dengan tuntutan memperketat kebijakan imigrasi serta menindak tegas para pencari suaka.
Ketegangan semakin meningkat ketika demonstran, sebagian membawa bendera Belanda maupun bendera kelompok sayap kanan, berhadap-hadapan dengan polisi.
Baca Juga:
Jelang MotoGP Belanda: Duel Ulang Bagnaia vs Marquez di Trek Bersejarah Assen
Massa bahkan merusak kantor pusat partai kiri-tengah D66 yang dianggap sebagai simbol elit progresif.
Pemimpin D66, Rob Jetten, menyebut kerusakan di kantor partainya sangat parah.
Ia mengecam keras aksi perusakan itu dan menegaskan partainya tidak bisa diintimidasi.