WahanaNews.co | 160 mobil mengangkut warga yang terkepung di kota Mariupol. Beberapa kali upaya untuk mengevakuasi warga sipil di Mariupol - kota dengan penduduk 400.000 jiwa, namun gagal dalam satu minggu ini karena gempuran Rusia yang terus berlanjut.
Koordinator bantuan darurat untuk Médecins Sans Frontières di Ukraina, Alex Wade, menggambarkan kondisi di Mariupul mengerikan, dan penduduk tak memiliki makanan ataupun air.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Dalam perkembangan lain di kota itu, seorang perempuan hamil yang terekam dalam foto diangkut dari rumah sakit ibu dan anak, meninggal bersama bayinya.
Pengeboman Rusia begitu intens dan menyebabkan korban sipil yang meninggal dimakamkan di pemakaman massal, termasuk di Mariupol.
Sementara itu, perwakilan Rusia dan Ukraina yang mengadakan pertemuan mengatakan pertemuan akan dilanjutkan pada Selasa 15 Maret 2022 dan difokuskan pada gencatan senajta, penarikan pasukan Rusia dan jaminan keamanan bagi Ukraina.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Penasehat presiden Ukraina, Mykhaylo Podolyak, mengatakan pembicaraan dilanutkan setelah "jeda teknis."
Diketahui, di ibu kota Kyiv atau Kiev, sedikitnya dua orang tewas dan 12 lainnya luka-luka dalam serangan udara Rusia di sebuah bangunan perumahan dan pabrik. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.