WahanaNews.co | Washington memperingatkan India agar tidak melanjutkan rencana membeli minyak mentah Rusia yang didiskon gede-gedean.
Menurut Amerika Serikat (AS), tindakan India akan sama dengan mendukung "kepemimpinan" Moskow di tengah serangan militer Rusia di Ukraina.
Baca Juga:
Realisasi Investasi di Nagan Raya Aceh Tahun 2023 Naik Rp3,7 Triliun
Pernyataan AS muncul setelah seorang pejabat di New Delhi mengatakan India akan "senang" untuk mengambil tawaran minyak diskon dari Rusia itu.
Jen Psaki on if India accepts Russian oil at a reduced costs: "[T]hink about where you want to stand when the history books are written in this moment in time, and support for the Russian leadership is support for an invasion that obviously is having a devastating impact." pic.twitter.com/M8AqWaEjol
Baca Juga:
Polresta Bandung Ringkus Pelaku Penyalahgunaan BBM Subsidi Jenis Solar di Bojongsoang
— Curtis Houck (@CurtisHouck) March 15, 2022
Ditanya tentang laporan baru-baru ini bahwa India mungkin menerima proposal Rusia untuk minyak mentah yang lebih murah, Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan negara-negara harus mempertimbangkan peran mereka dalam sejarah ketika berhadapan dengan Moskow selama serangannya ke Ukraina.
Meski demikian, langkah itu tidak akan bertentangan dengan sanksi ekonomi Barat.
“Pesan kami ke negara mana pun terus, jelas, mematuhi sanksi,” ujar dia.
Dia menambahkan, “Saya tidak berpikir ini akan melanggar (sanksi), tetapi pikirkan di mana Anda ingin berdiri ketika buku-buku sejarah ditulis pada saat ini. Dan dukungan untuk kepemimpinan Rusia adalah dukungan untuk invasi yang jelas memiliki dampak yang menghancurkan.”
Komentar Psaki muncul setelah dua pejabat India mengatakan kepada Reuters bahwa New Delhi saat ini sedang mempertimbangkan tawaran Rusia, dengan satu catatan negaranya kemungkinan akan menerimanya.
Laporan lain juga menunjukkan India dan Rusia saat ini sedang menyusun mekanisme perdagangan bilateral yang melibatkan rupee dan rubel.
Sementara India saat ini hanya mengimpor sekitar 3% minyaknya dari Rusia, meroketnya harga yang naik 40% sepanjang tahun ini dapat membuat proposal Moskow lebih menarik.
Sekretaris Pers Gedung Putih juga diminta berbicara tentang laporan bahwa Arab Saudi dapat segera menjual minyaknya yang berlimpah dengan mata uang China, yuan, dan para pejabat dalam "pembicaraan aktif" untuk pengaturan semacam itu.
Namun dia menolak berkomentar, mengatakan dia tidak akrab dengan diskusi itu.
Sampai saat ini, India telah menolak bergabung dengan Amerika Serikat dan daftar panjang sekutu Barat dalam mengutuk aksi militer Rusia di Ukraina.
India abstain dari pemungutan suara PBB untuk mengecam Rusia awal bulan ini.
Ukraina mengutuk serangan itu sebagai tidak beralasan. Moskow mengatakan "operasi khusus" bertujuan "demiliterisasi" dan "denazifikasi" negara itu setelah bertahun-tahun pertempuran antara pemerintah Kiev dan pasukan separatis di wilayah Donbass. [qnt]