WahanaNews.co | Ledakan keras terdengar di Kyiv, Ukraina pada Kamis (18/5/23) pagi waktu setempat. Pejabat militer kota itu mengatakan serangan itu juga memicu kebakaran di sebuah bangunan non-perumahan.
Belum diketahui cakupan serangan Rusia terhadap ibu kota Ukraina itu, dan belum ada informasi langsung mengenai korban jiwa.
Baca Juga:
Serangan Pertama Militer Israel ke Hizbullah, Lebanon Timur, Setelah Perang Gaza
Ini adalah kesembilan kalinya dalam bulan ini Rusia menyerang Kyiv lewat udara. Hal ini indikasi jelas peningkatan eskalasi serangan setelah berminggu-minggu jeda.
Ukraina diprediksi akan balas menyerang menggunakan persenjataan canggih yang baru dipasok dari Barat.
Serangan Rusia tersebut dilakukan oleh pesawat-pesawat pengebom strategis dari wilayah Kaspia yang kemungkinan menggunakan rudal balistik. Rusia juga mengerahkan pesawat-pesawat pengintai di atas Kota Kyiv.
Baca Juga:
Israel Luncurkan Serang Udara ke Ibu Kota Suriah sampai Aleppo
Kepala Administrasi Militer Kyiv Serhiy Popko mengatakan bahwa semua rudal Rusia itu kini telah dihancurkan.
Popko juga mengungkapkan puing-puing jatuh di dua area distrik dan api di sebuah kompleks bengkel berhasil dipadamkan. Ia juga mengatakan sejauh ini tidak ada informasi mengenai korban jiwa.
Sementara juru bicara administrasi militer Odesa Serhiy Bratchuk mengatakan bahwa ada satu orang tewas dan dua lainnya terluka dalam serangan rudal Rusia di wilayah selatan Odesa.
"Sebagian besar rudal musuh ditembak jatuh di atas laut oleh Pasukan Pertahanan Udara. Sayangnya, sebuah objek industri terkena. Satu orang tewas, dua lainnya terluka," kata Bratchuk melalui sebuah pesan di Telegram.
Awal pekan ini, pertahanan udara Ukraina, yang didukung oleh sistem canggih yang dipasok oleh Barat, menggagalkan serangan udara Rusia di Kyiv dan menembak jatuh semua rudal yang ditujukan ke ibu kota.
Juru bicara angkatan udara Ukraina Yurii Ihnat menyebut pengeboman tersebut menargetkan lokasi-lokasi di seluruh Ukraina. Rusia juga menggunakan enam rudal hipersonik aero-balistik Kinzhal dalam serangan itu.
Menurutnya, senjata itu merupakan senjata yang paling banyak ditembakkan.
Rudal balistik yang digunakan pada Kamis (18/5/23) tampaknya merupakan tipe X-101 dan X-55 yang dikembangkan pada masa Uni Soviet.
Sementara rudal hipersonik yang digunakan sebelumnya telah berulang kali disebut-sebut oleh Presiden Rusia Vladimir Putin menjadi keunggulan kompetitif mereka dan merupakan salah satu senjata paling canggih di gudang senjata negaranya.
Rudal-rudal itu sulit dideteksi dan dicegah karena kecepatan hipersonik dan kemampuan manuvernya.
Sistem pertahanan udara Barat yang canggih, termasuk rudal Patriot buatan Amerika, telah membantu Kyiv terhindar dari kehancuran yang sempat terjadi di sepanjang garis depan utama di bagian timur dan selatan negara itu.
Sementara sebagian besar pertempuran darat mengalami kebuntuan di sepanjang garis depan, dengan kedua belah pihak menargetkan wilayah lain dengan senjata jarak jauh.[eta]