WahanaNews.co | Warga Rusia kenat membakar puluhan tempat rekrutmen wajib militer setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi yang memungkinkan rakyatnya berperang di Ukraina.
Media Ukraina, Kyiv Post, melaporkan bahwa lebih dari 20 tempat rekrutmen wamil sudah menjadi target massa sejak Putin mengumumkan mobilisasi itu pekan lalu.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Menjelang akhir pekan, situasi kian panas. Media investigasi Rusia, Novaya Gazeta, melaporkan bahwa pembakaran terjadi di sejumlah daerah, termasuk Kawasan Leningrad, salah satunya Kota Kirovsk.
Di sana, warga membakar tempat pendaftaran wajib militer dengan menggantungkan tabung bahan bakar di jendela gedung.
Warga di kawasan lain, Kaliningrad, juga menumpahkan amarahnya dengan membakar tempat perekrutan wamil di Kota Chernyakhovsk dengan melemparkan bom molotov.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Tak hanya Novaya Gazeta, sejumlah media Rusia lain juga melaporkan insiden di berbagai penjuru Negeri Beruang Merah.
Situs 47News melaporkan insiden serupa di Kirovsk. Merujuk pada pemberitaan 47News, insiden terjadi sekitar pukul 05.30 waktu setempat.
Saat itu, seorang pria tak dikenal memasukkan selang ke dalam salah satu ruangan di tempat perekrutan di kota itu.
Ia kemudian mengalirkan bahan bakar dari tabung yang digantungkan di jendela gedung. Pria itu kemudian menyalakan api dan membakar gedung tersebut.
Akibat aksi ini, area seluas 10 meter di gedung itu terbakar. Seorang petugas jaga malam di gedung itu kemudian memadamkan api sebelum merembet ke area lain.
Media Kaliningrad No. 1 melaporkan bahwa saat ini, kepolisian sedang menggelar investigasi. Sementara itu, Amber Mash memberitakan bahwa pria pelaku pembakaran itu sudah ditangkap.
Kejadian serupa juga terjadi di sejumlah daerah lain, seperti Gatchina dan Mordovia. Namun, tak ada korban terluka dalam rentetan insiden ini.
Berdasarkan laporan Novaya Gazeta, warga sudah beberapa kali membakar tempat perekrutan wajib militer di Rusia sebelum pengumuman mobilisasi pekan lalu.
Namun setelah pengumuman itu, insiden pembakaran semacam ini semakin sering terjadi. Warga naik pitam karena ogah direkrut untuk berperang di Ukraina.
Keputusan Putin ini juga memicu aksi demonstrasi di berbagai kota di Rusia. Orang-orang yang tak ikut berdemonstrasi memilih langsung kabur ke luar negeri, memicu kenaikan volume kendaraan di perbatasan Rusia. [rin]