WahanaNews.co | Pemimpin oposisi utama Sri Lanka, Sajith Premadasa mengungkapkan dirinya berniat mencalonkan diri sebagai presiden, setelah Presiden Gotabaya Rajapaksa mundur.
Ini terjadi setelah partainya, Samagi Jana Balawegaya (SJB) mengadakan pembicaraan dengan sekutu untuk mendapatkan dukungan untuk langkah pencalonan tersebut.
Baca Juga:
Presiden Jokowi dan Presiden Wickremesinghe Bahas Peningkatan Kerja Sama Indonesia-Sri Lanka
Sri Lanka tengah menghadapi krisis ekonomi terparah yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang telah menyebabkan ribuan orang turun ke jalan untuk berunjuk rasa sejak Maret lalu.
Dilansir dari BBC, Kamis (14/7/2022), Perdana Menteri (PM) Ranil Wickremesinghe saat ini ditunjuk sebagai presiden sementara Sri Lanka setelah Presiden Rajapaksa kabur ke Maladewa usai penyerbuan massa demonstran ke kediaman resminya.
Sebelum meninggalkan Sri Lanka, Rajapaksa telah mengumumkan bahwa dia berencana untuk mengundurkan diri minggu ini.
Baca Juga:
Bakamla RI Terima Kunjungan Kehormatan DSCSC Sri Lanka
Ketua parlemen Sri Lanka pun mengatakan para anggota parlemen akan memilih presiden baru pada 20 Juli mendatang.
Premadasa mengatakan kepada BBC bahwa partainya dan sekutunya setuju bahwa dirinya harus "mengajukan pencalonan saya untuk posisi kepresidenan, jika terjadi kekosongan".
Premadasa sebelumnya pernah kalah dalam pemilihan presiden pada 2019, dan akan membutuhkan dukungan dari anggota parlemen aliansi yang memerintah untuk menang.
Premadasa mengatakan dia siap untuk mengambil bagian dalam pemerintahan sementara semua partai.
Premadasa menggambarkan situasi saat ini di Sri Lanka sebagai "kebingungan, ketidakpastian dan anarki total", dengan mengatakan bahwa itu membutuhkan "konsensus, konsultasi, kompromi, dan kebersamaan".
Premadasa telah mengakui bahwa tidak akan ada perbaikan cepat. Dia mengatakan, untuk mengembalikan ekonomi ke level tahun 2019 akan memakan waktu sekitar empat hingga lima tahun.
Dia menambahkan bahwa pihaknya memiliki rencana ekonomi untuk mengatasi krisis.
"Kami tidak akan menipu rakyat. Kami akan jujur dan menyampaikan rencana untuk menyingkirkan penyakit ekonomi Sri Lanka," kata Premadasa. [rsy]