Menurut Stoltenberg, Rusia akan mencoba menggunakan musim dingin sebagai senjata melawan Ukraina.
Pernyataan itu menggemakan komentarnya baru-baru ini di mana dia memperingatkan bahwa bulan-bulan mendatang akan sulit bagi Kiev.
Baca Juga:
Klaim NATO tentang Bantuan Militer Iran ke Rusia di Ukraina Tak Berdasar dan Bermotif Politik
Rusia mulai menargetkan fasilitas energi Ukraina pada awal Oktober setelah menuduh Kiev menyerang infrastruktur kritisnya, termasuk Jembatan Crimea yang strategis.
Negara-negara Barat memberlakukan sanksi baru terhadap Rusia setelah Moskow melancarkan operasi militernya di Ukraina. Pembatasan menyebabkan meroketnya harga gas, sehingga memicu krisis energi yang berkembang di Uni Eropa.
Itu juga terjadi ketika blok tersebut mengumumkan rencana untuk melepaskan diri dari ketergantungan energi Rusia.
Baca Juga:
Terpilih Jadi Sekjen NATO, Ini Profil Perdana Menteri Belanda Mark Rutte
Namun, menurut juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, kebijakan itu akan menimbulkan konsekuensi yang sangat menyedihkan bagi Uni Eropa, dengan deindustrialisasi hingga 20 tahun ke depan.
Pada awal Oktober, dia juga mencatat bahwa dengan mengandalkan energi mahal dari AS, blok tersebut membuat ekonominya kurang kompetitif. [rna]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.