WahanaNews.co | Militer Ukraina telah menerima senjata yang disediakan Amerika Serikat, yang merupakan bagian dari paket bantuan militer terbaru.
Pernyataan itu diungkapkan Menteri Pertahanan (Menhan) Ukraina Oleksii Reznikov pada Jumat (4/2/2022).
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Pada akhir Desember, Presiden Joe Biden menyetujui paket keamanan USD200 juta untuk Ukraina, yang mencakup bantuan pertahanan mematikan seperti peluru kendali anti-tank Javelin dan amunisi.
Pada Kamis, Reznikov mengumumkan bahwa pesawat ketujuh yang membawa 85 ton bantuan militer AS telah tiba di Ukraina.
“Poligon AS-Boryspil-Militer. Senjata dari mitra kami sudah ada di lapangan tembak. Sementara itu, kami menunggu burung berikutnya," tweet Reznikov, dilansir Sputnik.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Ketegangan yang berlarut-larut di sekitar Ukraina telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, dengan NATO meningkatkan kekhawatiran atas dugaan penumpukan militer Rusia di dekat perbatasan Ukraina dan mendesak sekutu meningkatkan dukungan militer mereka untuk Kiev.
Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan negara-negara Baltik telah memasok beberapa batch senjata ke Ukraina, terutama pistol, amunisi, dan senjata anti-tank.
Rusia telah berulang kali membantah tuduhan mempersiapkan invasi ke Ukraina dan telah mengkritik penumpukan militer provokatif NATO di wilayah tersebut.
Sementara itu, China memihak Rusia dalam perdebatan yang sedang berlangsung mengenai ekspansi ke arah timur dari blok militer NATO yang dipimpin AS, dengan kedua pihak sepakat itu harus dihentikan.
“Beberapa pihak menentang perluasan lebih lanjut NATO dan menyerukan Aliansi Atlantik Utara meninggalkan pendekatan perang dingin yang diideologikannya,” ungkap pernyataan keduanya.
Mereka mendesak, “NATO menghormati kedaulatan, keamanan dan kepentingan negara lain, keragaman latar belakang peradaban, budaya dan sejarah, dan menjalankan sikap yang adil serta objektif terhadap perkembangan damai Negara-negara lain.”
Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia dan China telah bekerja sama meningkatkan kerja sama ekonomi, dan perdagangan bilateral sekarang melebihi USD140 miliar per tahun. [qnt]