WahanaNews.co | Seorang siswa di daerah Khairpur, Pakistan, meninggal dunia di tengah-tengah ujian karena cuaca panas ekstreme. Ia terkena heatstroke, hingga mati lemas di ruang ujian.
Saat itu, ratusan siswa hadir di Government Degree College di daerah Thiri kota untuk mengikuti ujian dewan kelas 11. Siswa yang meninggal dunia, yang diidentifikasi sebagai Mehtab Ali, jatuh pingsan saat menulis makalah. Ia langsung dilarikan ke rumah sakit, namun kemudian dinyatakan meninggal oleh dokter.
Baca Juga:
Kaum Miskin Paling Terancam, Panas Ekstrem di Eropa Picu 50 Ribu Kematian
Sebelumnya, Menteri Sindh untuk Universitas dan Dewan Pendidikan Ismail Rahoo sempat mendesak pihak berwenang untuk memastikan pasokan listrik tidak terputus karena cuaca yang sangat panas.
Di samping itu, pemerintah setempat juga sudah mengumumkan bahwa liburan musim panas di semua institusi pendidikan akan berlangsung mulai 1 Juni 2023 hingga 31 Juli 2023.
Dalam kesempatan terpisah, Spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi-onkologi (Kanker) dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof Zubairi Djoerban, sempat menjelaskan, umumnya tubuh akan berhasil menekan temperatur lewat mekanisme pertahanan tubuh.
Baca Juga:
Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis: Wilayah RI Terdampak hingga Agustus 2024
Namun jika temperatur tubuh mencapai lebih dari 40 derajat celcius selama 10 hingga 15 menit, bisa terjadi heatstroke dan kematian atau kecacatan permanen. Terlebih, jika kondisi tersebut tidak segera ditangani.
Menurutnya, lansia berusia 65 tahun ke atas adalah kelompok yang paling berisiko mengalami heatstroke. Selain itu, bayi, balita, dan pengidap obesitas juga perlu dipantau rentan mengalami dehidrasi.
"Kemudian, yang harus mendapat atensi adalah mereka-mereka yang bekerja keras secara fisik saat gelombang panas ini," ungkapnya dalam cuitan di akun Twitter @ProfesorZubairi, Kamis (27/4/2023).