WahanaNews.co | Otoritas Ukraina menyebut korban tewas akibat serang roket ke stasiun kereta api di Kramatorsk, Ukraina, bertambah menjadi 50 orang.
Serangan diketahui terjadi saat warga melakukan evakuasi dari wilayah Donbas.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Dilansir AFP, Jumat (8/4/2022), Gubernur Regional Donetsk, Pavlo Kyrylenko, mengatakan korban tewas akibat serangan itu menjadi 50 orang.
Sebanyak 5 orang di antaranya adalah anak-anak.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melaporkan 300 orang terluka. Dia menambahkan bahwa serang itu menunjukkan kejahatan tiada batas.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
"Kejahatan tanpa batas," kata Zelensky.
Wartawan AFP menyaksikan setidaknya ada 30 mayat dikumpulkan dan tergeletak yang ditutup plastik di sebelah stasiun.
Mayat tersebut kemudian diangkut ke truk militer.
Sementara itu sejumlah tas yang mengemas sisa-sisa roket besar tergeletak dengan kata-kata "untuk anak-anak kita" dalam bahasa Rusia di luar gedung.
Warga pun mengaku mencari anggota keluarganya.
Salah satunya adalah seorang wanita yang menyebut sedang mencari suaminya.
"Saya mencari suami saya. Dia ada di sini. Saya tidak dapat menghubunginya," kata seorang wanita kepada AFP. Wanita itu terisak dan mendekatkan teleponnya ke telinganya.
Wanita lain dalam keadaan syok berkata bahwa dirinya mendengar ledakan ganda. Dia pun bergegas mencari perlindungan.
"Saya berada di stasiun. Saya mendengar seperti ledakan ganda. Saya bergegas ke dinding untuk perlindungan," katanya.
"Lalu saya melihat orang-orang berlumuran darah memasuki stasiun dan mayat di mana-mana di atas tanah," imbuh dia.
Pecahan kaca dan barang bawaan korban juga tergeletak berserakan di sekitar stasiun dan di peron.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dugaan bahwa mereka yang melakukan serangan itu 'sama sekali tidak benar'.
Pemboman itu terjadi ketika Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell berada di Kiev. Dia berada di Kiev untuk menunjukkan solidaritas untuk Ukraina.
Operasi militer Rusia ke Ukraina telah lebih dari satu bulan. Moskow telah mengalihkan fokusnya ke Ukraina timur dan selatan setelah perlawanan keras dari Ukraina menggagalkan rencana Rusia untuk merebut Kiev. [rin]