WahanaNews.co, Jakarta - Serangan udara Israel menewaskan dua tentara Suriah pada Rabu (13/09/23) sore waktu setempat, dan melukai enam orang lainnya di wilayah pantai barat Suriah.
"Tepat pukul 17.22 (14.22 GMT) sore ini, musuh Israel melakukan serangan... dari arah Laut Mediterania dengan sasaran beberapa lokasi pertahanan udara kami di Tartus," lapor kantor berita resmi Suriah, SANA, mengutip sumber militer.
Baca Juga:
Presiden AS Joe Biden: Tidak Menginginkan Perang Meluas di Timur Tengah
"Agresi tersebut menyebabkan kematian dua tentara, dan melukai enam lainnya," tambahnya, dikutip kantor berita AFP, Kamis (14/09/23).
Selama lebih dari satu dekade perang di Suriah, negara tetangga Israel telah melancarkan ratusan serangan udara di negara tersebut, terutama menargetkan pasukan yang didukung Iran dan para petempur Hizbullah serta posisi tentara Suriah.
Kelompok Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang memantau perang Suriah, mengatakan bahwa serangan hari Rabu itu juga menargetkan gudang senjata milik kelompok Hizbullah.
Baca Juga:
Gempuran Israel di Damaskus Berujung Kematian 4 Prajurit Garda Revolusi Iran
Pemantau yang bermarkas di Inggris dan memiliki jaringan sumber yang luas di Suriah itu mengkonfirmasi kematian kedua tentara Suriah tersebut. Observatorium menambahkan bahwa seorang petempur yang kewarganegaraannya tidak diketahui, juga tewas "dalam serangan yang diyakini merupakan tembakan rudal Israel".
Israel jarang berkomentar mengenai masing-masing serangan yang mereka lakukan terhadap sasaran di Suriah. Namun, Israel berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak akan membiarkan musuh bebuyutannya, Iran, yang mendukung Damaskus, memperluas jangkauannya di sana.
Ketika ditanyai oleh AFP pada hari Rabu, seorang juru bicara militer Israel mengatakan dia tidak mengomentari "laporan media asing".
Sore harinya, pesawat tempur Israel kembali menargetkan Suriah, menargetkan pusat penelitian ilmiah di pegunungan desa Taqsis, di provinsi Hama, di mana ledakan terdengar, kata Observatorium yang melaporkan tidak ada korban jiwa.
Perang Suriah telah menewaskan lebih dari setengah juta orang sejak pecah pada tahun 2011, yang dipicu oleh penindasan terhadap protes pro-demokrasi.
Konflik ini dengan cepat meningkat menjadi konflik mematikan yang menarik kekuatan-kekuatan asing dan kelompok-kelompok militan.
[Redaktur: Sandy]