WahanaNews.co, Gaza - Setelah perang selesai, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengungkap rencananya di Gaza, Palestina. Ia mengatakan akan membuat Gaza menjadi zona demiliterisasi.
Menurutnya, Israel akan melakukan penghapusan total pada kemampuan militer dan politik Hamas. Ini untuk memastikan bahwa Negeri Zionis itu tidak akan merasakan ancaman apapun di masa depan dari Jalur Gaza.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
"Setelah perang usai, militer Israel akan berupaya menciptakan zona demiliterisasi di Jalur Gaza," katanya dikutip Al-Jazeera dalam update media Qatar itu, Rabu (6/12/2023) melansir dari CNBC Indonesia.
"Satu-satunya kekuatan yang dapat melakukan hal ini adalah Israel dan bahwa dia tidak mempercayai kekuatan atau upaya internasional apa pun untuk demiliterisasi Jalur Gaza," tambahnya.
Hal sama juga ditegaskan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant. Berbicara pada konferensi pers ia menyebut sejauh ini militer Israel telah mencapai kemajuan besar.
Baca Juga:
Usai Puluhan Tentara Ogah Balik Perang ke Gaza, Israel Kalang Kabut
Perlu diketahui, pernyataan Netanyahu ini berbeda dengan kemauan sekutunya, Amerika Serikat (AS).
Dalam opini yang diterbitkan di Washington Post, Presiden AS Joe Biden berujar otoritas Palestina yang harus mengatur Gaza setelah perang.
"Ketika kita berusaha untuk perdamaian, Gaza dan Tepi Barat seharusnya bersatu di bawah struktur pemerintahan tunggal, pada akhirnya di bawah Otoritas Palestina yang direvitalisasi, ketika kita semua bekerja menuju solusi dua negara," tulisnya pada November itu.
"Tidak boleh ada pemindahan paksa warga Palestina dari Gaza, tidak boleh ada pendudukan, pengepungan, dan pengurangan wilayah," kata Biden lagi.
"Solusi dua negara, dua bangsa yang hidup berdampingan dengan kebebasan, kesempatan, dan martabat yang sama, itulah jalan menuju perdamaian harus mengarah," tegasnya kala itu.
Sementara itu dalam update perang, total warga Gaza yang tewas akibat serangan membabi-buta Israel hampir menembus 16.000 jiwa. Dalam update Anadolu, ada 15.900 orang tewas dengan 70% di antaranya anak-anak dan wanita
Mereka yang terluka berjumlah 42.000. Sementara 283 petugas kesehatan terbunuh, 36 ditahan Israel, dan 56 fasilitas kesehatan hancur- 20 rumah sakit serta pusat medis tak bisa beroperasi.
Dalam pembaruan AFP, Rabu siang, hari ini pasukan Israel mengepung kota utama Gaza selatan, Khan Yunis. Tank-tank Israel, pengangkut personel lapis baja dan buldoser terlihat di dekat kota dan memaksa warga sipil yang sudah mengungsi untuk berkemas dan melarikan diri lagi.
"Pasukan kami sekarang mengepung daerah Khan Yunis di Jalur Gaza selatan," kata panglima militer Israel Herzi Halevi pada Selasa malam waktu setempat.
[Redaktur: Alpredo Gultom]