WahanaNews.co | Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengutuk keras dan mengecam aksi penyerangan Israel ke Palestina di Sesi Khusus Darurat ke-10 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Indonesia sangat mengutuk kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina, rumah sakit, dan tempat ibadah di Gaza,” ungkapnya.
Baca Juga:
Diduga Tidak Berdaya Lawan Mafia BBM Ilegal, PW FRN Desak Evaluasi Kapolda dan Kapolresta
Retno menegaskan pembunuhan tanpa pandang bulu, penculikan, dan hukuman kolektif terhadap warga sipil harus dikutuk, karena tidak manusiawi dan melanggar hukum internasional.
“Saya berdiri di sini tidak hanya sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia tetapi juga sebagai wanita, seorang ibu, dan seorang nenek. Saya mohon, hentikan pembunuhan itu. Lindungi warga sipil. Biarkan bantuan kemanusiaan masuk. Gunakan hatimu. Gunakan hatimu untuk keadilan dan kemanusiaan,” jelas dia.
Retno menjelakan Indonesia sudah berkali-kali kita meminta Majelis Umum (MU) untuk mengadakan sesi darurat tentang nasib rakyat Palestina. Namun hal itu tak junung terjadi.
Baca Juga:
Menlu RI dan Menlu Selandia Baru Bahas Pembebasan Pilot Susi Air
“Sudah tak terhitung banyaknya harapan kita yang pupus karena kepentingan politik yang sempit,” ujarnya.
Menlu melihat bahwa dunia tampak terbagi dalam realitas yang berbeda. Seolah-olah ada penolakan untuk melihat bencana di Gaza. Padahal, penyerangan dan pembunuhan terus terjadi.
Namun, di tengah banyaknya korban, Dewan Keamanan (DK) dianggap gagal mengambil tindakan tegas.
“Dua hari yang lalu, kami mengingatkan Dewan Keamanan mengenai kewajiban moral mereka menyelamatkan nyawa orang yang tidak bersalah,” katanya lagi menegaskan.
“Bawa kembali kemanusiaan ke Dewan Keamanan, dan kemanusiaan harus menjadi prioritas utama,” tambahnya.
“Kehadiran saya di sini hari ini adalah untuk membela keadilan dan kemanusiaan. Untuk membela keadilan dan kemanusiaan,” imbuhnya.
“Sidang ini harus mengangkat situasi yang gagal dilakukan oleh Dewan Keamanan. Majelis Umum harus membuktikan hal itu, kita sebagai rakyat PBB percaya pada martabat dan nilai kehidupan manusia,” tutupnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]