Selain deteksi dini melalui pemeriksaan rutin, warga Singapura harus mewaspadai tiga penyakit utama termasuk diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi, yang semuanya meningkatkan risiko penyakit jantung.
Berdasarkan statistik nasional terbaru pada 2022, prevalensi hipertensi dan kolesterol darah tinggi di antara penduduk Singapura tetap tinggi, kata MOH.
Baca Juga:
Mamin Indonesia Laku Rp736 Miliar dalam Pameran di Singapura
Lebih dari satu dari tiga atau sekitar 37 persen warga Singapura mengalami hipertensi, atau tekanan darah tinggi, jumlahnya hampir dua kali lipat sejak 2010. Hampir sepertiga atau 31,9 persen mengalami kolesterol tinggi, atau hiperlipidemia.
Mengonsumsi terlalu banyak garam dan lemak jenuh merupakan faktor risiko utama untuk kondisi kronis ini.
Sembilan dari 10 penduduk Singapura mengonsumsi lebih dari jumlah natrium yang direkomendasikan, yaitu 2.000 mg per hari. Jumlah natrium yang mereka konsumsi juga meningkat menjadi 3.620 mg per hari dari 3.480 mg pada 2019.
Baca Juga:
Radikalisasi di Kalangan Remaja: Dua Pelajar Singapura Ditangkap karena Dugaan Terorisme
Asupan lemak jenuh warga Singapura juga melebihi pedoman. Lemak jenuh membentuk 36 persen dari total asupan lemak makanan penduduk Singapura, yang lebih tinggi dari batas atas 30 persen yang direkomendasikan. Sumber utama lemak jenuh dalam makanan mereka adalah minyak goreng.
"Dalam hal diet, sebagian besar warga Singapura akan mendapat manfaat besar, bukan dengan mengikuti program diet mewah apa pun, tetapi (dengan) sekadar mengurangi konsumsi 'tiga S' - gula, natrium, lemak jenuh," kata Ong.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.