Menjawab pertanyaan setelah pidato, Zelensky mengatakan bahwa dia tidak setuju dengan "pemimpin satu negara besar" tentang masalah sanksi potensial terhadap Rusia.
“Kami tidak membutuhkan sanksi ketika kami sudah ditembaki, ketika perbatasan hilang, ketika negara kami sudah diduduki. Apa manfaat sanksi ini bagi kita setelahnya?” ia menjelaskan ketidakpuasannya dengan pernyataan koleganya itu.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Selama beberapa bulan terakhir, negara-negara Barat telah berulang kali menuduh Rusia atas dugaan rencana untuk menyerang Ukraina, sesuatu yang dengan tegas disangkal oleh Moskow.
Pada hari Jumat, pihak berwenang dari dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur mengklaim bahwa Kiev merencanakan "terobosan" militer ke wilayah mereka. Pejabat Ukraina juga telah membantah klaim ini.
Presiden Zelensky menegaskan bahwa perjanjian Minsk, yang siap menjadi roda map untuk proses perdamaian, telah "ditulis dengan buruk" dan tidak menguntungkan Ukraina.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Sebaliknya, Zelensky ingin melihat dokumen baru, yang akan ditandatangani oleh “negara-negara besar”, termasuk Rusia dan Amerika Serikat (AS), yang akan berisi beberapa klausul tentang jaminan keamanan untuk Ukraina. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.