WahanaNews.co | Korea Utara (Korut) menolak ide pembicaraan dengan
Washington dan menyebut diplomasi Amerika Serikat "palsu" setelah
Presiden Joe Biden mengatakan pihaknya terbuka untuk negosiasi diplomatik soal
denuklirisasi.
Kementerian Luar Negeri Korut
mengatakan melalui kantor berita setempat, KCNA,
bahwa diplomasi tersebut "papan tanda palsu" dari Amerika Serikat
untuk "menutupi tindakan permusuhannya".
Baca Juga:
Meski Tertutup, Korea Utara Tetap Bisa Dipantau Media Korea Selatan
Korut juga memperingatkan Presiden
Biden bahwa dia telah membuat "blunder besar" dengan sikap yang
"ketinggalan zaman" terhadap negara Asia itu.
Biden sebelumnya mengatakan dalam
pidato pertamanya di depan Kongres, pada Rabu (28/4/2021), bahwa
dirinya akan menggunakan "diplomasi serta pencegahan keras" untuk
menahan ambisi nuklir Korea Utara.
Gedung Putih kemudian mengatakan pada
Jumat (30/4/2021) bahwa gol mereka adalah tetap "denuklirisasi seutuhnya di
Semenanjung Korea".
Baca Juga:
Diduga Hasil Barter dengan Moskow, Kim Jong Un Pamer Rudal Baru
Sekretaris Pers Biden, Jen Psaki, mengatakan, kebijakan Amerika Serikat akan
melihat "sebuah pendekatan praktis, terukur, yang membuka dan akan
mengeksplorasi diplomasi" dengan Korea Utara.
Psaki memberikan sedikit indikasi
tentang inisiatif diplomatik apa yang akan muncul, namun menyebut bahwa Biden
telah belajar dari pengalaman pemerintahan sebelumnya.
AFP menyebut,
pemerintahan AS sebelumnya kesulitan dalam menghadapi kediktatoran Korea Utara,
atau dalam beberapa tahun terakhir, persenjataan nuklir mereka yang terus
berkembang.