WahanaNews.co | Pengamat sosial-ekonomi dan keagamaan, KH Anwar Abbas, menilai, kesombongan dan kekejaman Israel
harus dihadapi dengan cara-cara konkret berupa perang total, dengan menyerang negara tersebut
dari berbagai penjuru.
"Tidak saja oleh Hamas
dari daerah Palestina, tapi juga Turki, Mesir, dan Saudi, serta Iran, dengan meluncurkan peluru-peluru
kendali jarak menengah dan jarak jauh dari negara mereka masing-masing, sampai
negara yang dipimpin Benjamin Netanyahu [Perdana Menteri Israel] tersebut mau menghentikan
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukannya terhadap keputusan-keputusan dunia
internasional, serta mau menghormati kemerdekaan rakyat Palestina," sambungnya, melalui keterangan
tertulis yang diperoleh redaksi pada Jumat (14/5/2021) petang.
Baca Juga:
Anggota Parlemen Israel Pimpin Penyerbuan ke Masjid Al-Aqsa
Ketua Pimpinan Pusat
(PP) Muhammadiyah itu menuturkan, selama itu tidak dilakukan dan tidak dipatuhi
oleh Israel, maka tak ada kata damai dengan mereka.
Untuk itu, Israel harus
menghentikan segala bentuk penjajahan yang dilakukannya terhadap tanah serta rakyat
Palestina.
"Dan mereka harus mau
menghormati nilai-nilai perikemanusiaan dan perikeadilan," lanjutnya.
Baca Juga:
Pejuang “The Lions Den” Tembak Mati Tentara Israel
"Selama hal itu tidak
mereka hormati dan patuhi, maka dunia, terutama dunia Islam, tidak boleh berdiam diri, dan harus terus membombardir negara tersebut. Tidak saja dengan bom dan
peluru kendali, tapi juga menghancurkan ekonominya, sampai mereka bisa menghormati
bangsa lain, serta tidak lagi
sombong dan arogan seperti sekarang ini," imbuh Anwar.
Seraya menambahkan,
dunia ini adalah milik bersama.
Oleh karena itu, kalau
semua ingin dunia ini aman, tenteram dan damai, maka penjajahan di atas bumi ini harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.
"Untuk itu, dunia Islam harus bersatu, karena dengan persatuan dan
kesatuan tersebutlah kita akan bisa membuat Israel bertekuk lutut dan bisa
menghargai bangsa dan negara lain. Sehingga, perdamaian yang kita inginkan di
Timur Tengah tersebut dapat terwujud dan terjadi," pungkas Wakil Ketua Umum Majelis
Ulama Indonesia (MUI) tersebut. [dhn]