WahanaNews.co | Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, secara
resmi menunjuk Direktur Badan Intelijen Israel (Mossad) baru.
Ya, "Raja Intel" baru Israel
itu adalah David Barnea, mantan anggota satuan elite Pasukan Pertahanan Israel
(IDF), Sayeret Matkal (Unit 269).
Baca Juga:
Netanyahu Bubarkan Kabinet Perang, Situasi Israel Memanas
Dalam laporan yang dikutip dari The Times of Israel, Netanyahu secara
resmi mengumumkan pergantian kepemimpinan Mossad dari direktur sebelumnya,
Yossi Cohen, kepada Barnea.
Pada kesempatan itu, Netanyahu
menegaskan bahwa tugas utama Barnea dan Mossad adalah menggagalkan ambisi Iran
untuk memiliki senjata nuklir.
"(Tugas utama Barnea dan Mossad)
adalah mencegah Iran memperoleh senjata nuklir," ucap Netanyahu.
Baca Juga:
Senator AS Dukung Penuh Surat Perintah ICC Terkait Penangkapan Netanyahu
Nama Barnea sebenarnya sudah dipilih
Netanyahu sejak Desember 2020 lalu.
Namun, penunjukannya sebagai Direktur
Mossad yang baru kerap tertunda dikarenakan berbagai hal.
Pada akhirnya, nama Barnea pun
dirahasiakan.
Barnea sendiri sebelumnya menjabat
sebagai Wakil Direktur Mossad, atau menjadi orang nomor dua di jajaran lembaga
spionase Israel di bawah komando Cohen.
Jabatan itu dipegang Barnea, yang akrab disapa Dedi, sejak 2019.
Kemampuan intelijen sudah dimiliki
Barnea sejak bergabung dengan satuan elite militer Israel, Sayeret Matkal, pada 1983 silam.
Menurut data yang dirangkum dari
sejumlah media Israel, Barnea sempat menjalai profesi sebagai manajer investasi
di sebuah bank Israel.
Setelah itu, pada
1996, barulah ia direkrut oleh Mossad dan menjadi Komandan Unit Operasi Mossad.
Seperti diketahui, Israel baru saja
menyepakati perjanjian gencatan senjata dengan Hamas Palestina pada 21 Mei
2021.
Israel dan Hamas kembali terlibat
konflik sejak 10 Mei 2021, setelah aksi Polisi Israel menggeruduk Masjid
Al-Aqsa.
Dalam insiden itu, sejumlah warga
Palestina yang tengah melakukan ibadah Salat Tarawih mengalami luka-luka
akibat dipukuli Polisi Israel.
Sebagai balasan, kelompok Hamas
Palestina menembakkan ribuan roket ke wilayah Israel.
Namun demikian, kabar terbaru menyebut
bahwa sistem pertahanan Iron Dome
Israel berhasil menembak jatuh 90 persen roket Hamas yang diketahui adalah
buatan Iran.
Tak hanya itu, ratusan roket Hamas
Palestina juga gagal meledak dan bahkan jatuh di wilayahnya sendiri.
Dalam pemberitaan Senin (24/5/2021), banyaknya roket Hamas Palestina yang gagal meledak disebabkan
oleh adanya sabotase dari pihak intelijen Israel.
Aksi ini, tak lain, adalah upaya Mossad yang telah dilakukan sejak berbulan-bulan
lalu. [dhn]